Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memahami Kesepakatan: Pernikahan, Keluarga dan Keberlangsungan

20 Juni 2023   22:06 Diperbarui: 20 Juni 2023   22:17 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Keluarga (Sumber: Pixabay)

Kasus keringnya batiniah inilah yang menjadi dilemma sosial yang harus dicari solusi terbaiknya. Peran agama melalui pemangku kebijakan juga harus hadir. Bukan hanya sebagai pemeran keagamaan tetapi juga menjadi ruang yang menyediakan solusi atas permasalahan sosial yang ada.

Belum lagi ketika berbicara dampak, anak terutama. Kasus perceraian sangat berdampak bagi seorang anak, terutama perkembangan mentalnya. Apalagi dalam hal pendidikan, menurut Mayowa "The increase in broken marriage will have a consequential effect on the educational well being of the children in such a home." Bahwa dampak dari perceraian memiliki konsekuensi atas kesejateraan pendidikan di dalam rumah. Ketika mereka terbelakang dalam sekolah maka yang dilihat adalah latar belakang keluarganya.

Oleh karena itu, alasan apapun yang menjadikan pasangan keluarga bercerai akan mengakibatkan dampak yang luar biasa terlebih kepada seorang anak. Hal inilah yang harus dipersiapkan, dianalisis dan dicari solusi terbaiknya untuk mengatasi persoalan most children are backward. Baik dari pihak keluarga sendiri, pemangku kebijakan urusan agama dan pihak-pihak terkait seperti lembaga pendidikan, psikolog, sosiolog dan pemerintah.

Kalaupun konsep "tata tentrem karta raharja" adalah konsep secara luas, alangkah baiknya jika diturunkan dalam porsi yang kecil yaitu keluarga. Pola yang dibentuk adalah membangun kesejahteraan keluarga. Membangun pola komunikasi yang saling membangun tanpa melemahkan. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sebuah kesepakatan, pernikahan adalah satu kesepakatan yang bukan hanya untuk dua pasangan, tetapi keluarga yang lain, terlebih anak yang dilahirkan dari buah pernikahan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun