Air mata kesedihan, sesaknya dada, dan ragam kepiluan tersimpan di dalam hati. Menunggu dan menanggung rindu kepada sang kekasih, kepada ramadhan. Karena walaupun ia menahan kerinduan, ia tetap basah pipinya, air matanya tumpah menanggung rindu.
Ramadhan adalah bulan yang dirindukan, masa yang ditunggu percikan air kenikmatan yang dicurahkan oleh Tuhan kepada hamba-Nya. Oleh sebab itu, sebuah kecintaan akan dibalas dengan kecintaan pula, begitu juga percumbuan dan pengaduan ini, ia akan menjadi jawaban atas kerinduan kita keapada bulan yang dikenal dengan bulan seribu bulan. Semoga di bulan ramadhan 1443 H ini semua umat manusia diberi kenikmatan dan kemudahan.
Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam sana.
Engkau deraikan air mata dengan darah duka.
Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di Kadhimah.
Dan kilatan cahaya gulita malam dari kedalaman jurang idham.
Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata? Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Apa yang terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.
Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H