Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memilih dan menentukan

29 Maret 2022   11:30 Diperbarui: 29 Maret 2022   11:31 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel (Sumber: pixabay) 

Anda pasti sangat akrab dengan ungkapan "akan indah pada waktunya, bahwa usaha tidak akan menyelingkuhi hasil, manusia berjalan tidak selamnya mulus,  pasti ada sandungannya juga,  dst." 

Ungkapan-ungkapan di atas senada dengan apa yang kerap kita dengar, bahwa manusia diciptakan dengan sebaik mungkin oleh Tuhan. 

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa manusia juga akan menemui masa di mana ia akan terjatuh dan tersungkur. Bagi sebagian mutakallimin beranggapan bahwa ini adalah proses kausalitas, tetapi bagi yang lain ini adalah qadar Tuhan. 

Jika dalam Qs:95,5 disampaikan bahwa "ia akan dikembalikan kepada tempat (kondisi) yang paling bawah." 

Hal ini dikatakan oleh ibnu Katsir bahwa kondisi paling bawah dalam arti tekstual nya adalah neraka (segala keruwetan) bagi mereka yang tidak beriman saja.  

Sedangkan bagi Ibnu Abbas dari Ikrimah dikatakan bahwa kondisi yang paling bawah adalah kondisi hina atau umur yang pikun.  Tetapi bagi pikun hanya bagi mereka yang tidak menghayati al-quran.  

Hal ini secara interpretatif menunjukkan bahwa kondisi manusia tidak akan selamanya berada pada kondisi terbaik atau selalu di atas,  tetapi juga akan mengalami kondisi terjatuh,  tersungkur bahkan terperosok ke dalam lubang yang sangat dalam,  bisa jadi kegagalan dalam bisnisnya,  masalah rumah tangga  dan lain sebagainya.  

Artinya,  fase-fase kehidupan seseorang akan selalu dilewati,  poin utamanya adalah tentang keyakinan kita kepada kemampuan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita.  Dengan kata lain,  Tuhan menjadi satu poros penting dalam kehidupan manusia yang harus - mau tidak mau dihayati dan dipahami secara mendalam.  

Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu akan berlaku jika pada dasar kesadarannya mengilhami bahwa segala sesuatu adalah ketetapan dan sikap kita akan ketetapan tersebut. 

Tuhan telah menentukan bagaimanapun kondisi manusia,  tetapi ia juga harus berusaha sebagai wujud iman atas kemampuan dan kelebihan yang diberikan Tuhan kepada manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun