Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Will Smith, Kesadaran Suami atas Garwanya

29 Maret 2022   03:18 Diperbarui: 29 Maret 2022   10:06 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Will Smith Saat Ditenangkan (Sumber: Kompas. Com 27/3/2022) 

Dan begitulah seharusnya lawakan. Kata Om Indro Warkop, "Melawak itu butuh kecerdasan, agar tidak membodohi orang hanya untuk meraih tawa yang lepas."

Tentu apa yang dilakukan Crish Rock tidak tepat sasaran. Suami Jada Pinkett, Will Smith dengan kesadarannya menyaksikan istrinya jadi bahan lelucon wajar jika ia merespon dengan tangan yang melayang pada mulut Rock. Begitulah sikap seorang suami, saat istrinya di bully verbal. 

Hal ini akan terjadi pada siapa pun di dunia ini, jika istrinya disakiti oleh orang lain. Oleh sebab itu, bukan persoalan salah benar yang menjadi titik baliknya, tetapi kepantasan, penempatan diri, dan keluasan cakrawala. 

Will Smith dengan tindakannya dibenarkan dalam dua sudut pandang. Sebagai suami ia wajib melindungi istrinya. Dan sebagai manusia, ia telah memantik orang lain agar memiliki kesadaran untuk tidak menyakiti hati orang lain, berikut fisiknya. 

Artinya, konsep kasih sayang itu luas maknanya, luas peradabannya. Bahkan peradaban keluarga, pun pertemanan. Ketika kasih sayang itu diterapkan, dalam konteks lawakan pun, niat dan tujuannya adalah membahagiakan, bukan menertawakan. 

Inilah yang penting dipelajari dalam konteks comedy atau lawakan hari ini. Kita tentu bosan, bahkan miris, saat melihat orang lain harus mencemooh temannya agar mendapatkan riuh tawa dan tepuk tangan, bahkan karena tuntutan pekerjaan mereka seakan-akan memaknai lucu adalah bodoh, culun, padahal lucu adalah kejenakaan yang bahagia. Keseriusan yang longgar urat dahinya, luas cakrawala dalam otaknya. 

Kejadian Will Smith, adalah tanda bahwa cermin atas lawakan hari ini tidak lebih dari pada egoisme yang muncul karena lebih enak makan daging teman sendiri dari pada mengolah bahan dengan intelektualisme dan keserbajenakaan. 

Begitulah, kalau Tuhan menampakkan cermin kepada kita. Agar selalu bercermin introspeksi diri. Agar tidak  sembrono, gausah grusuh dalam hal apapun, termasuk melawak. 

Maka, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, karena bagaimanapun seorang istri, ia adalah separuh jiwa yang harus dijaga dlohir batinya. Karena ia memiliki beban yang luar biasa besar dalam keberlangsungan kehidupan generasi penerusnya.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun