Dan begitulah seharusnya lawakan. Kata Om Indro Warkop, "Melawak itu butuh kecerdasan, agar tidak membodohi orang hanya untuk meraih tawa yang lepas."
Tentu apa yang dilakukan Crish Rock tidak tepat sasaran. Suami Jada Pinkett, Will Smith dengan kesadarannya menyaksikan istrinya jadi bahan lelucon wajar jika ia merespon dengan tangan yang melayang pada mulut Rock. Begitulah sikap seorang suami, saat istrinya di bully verbal.Â
Hal ini akan terjadi pada siapa pun di dunia ini, jika istrinya disakiti oleh orang lain. Oleh sebab itu, bukan persoalan salah benar yang menjadi titik baliknya, tetapi kepantasan, penempatan diri, dan keluasan cakrawala.Â
Will Smith dengan tindakannya dibenarkan dalam dua sudut pandang. Sebagai suami ia wajib melindungi istrinya. Dan sebagai manusia, ia telah memantik orang lain agar memiliki kesadaran untuk tidak menyakiti hati orang lain, berikut fisiknya.Â
Artinya, konsep kasih sayang itu luas maknanya, luas peradabannya. Bahkan peradaban keluarga, pun pertemanan. Ketika kasih sayang itu diterapkan, dalam konteks lawakan pun, niat dan tujuannya adalah membahagiakan, bukan menertawakan.Â
Inilah yang penting dipelajari dalam konteks comedy atau lawakan hari ini. Kita tentu bosan, bahkan miris, saat melihat orang lain harus mencemooh temannya agar mendapatkan riuh tawa dan tepuk tangan, bahkan karena tuntutan pekerjaan mereka seakan-akan memaknai lucu adalah bodoh, culun, padahal lucu adalah kejenakaan yang bahagia. Keseriusan yang longgar urat dahinya, luas cakrawala dalam otaknya.Â
Kejadian Will Smith, adalah tanda bahwa cermin atas lawakan hari ini tidak lebih dari pada egoisme yang muncul karena lebih enak makan daging teman sendiri dari pada mengolah bahan dengan intelektualisme dan keserbajenakaan.Â
Begitulah, kalau Tuhan menampakkan cermin kepada kita. Agar selalu bercermin introspeksi diri. Agar tidak  sembrono, gausah grusuh dalam hal apapun, termasuk melawak.Â
Maka, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, karena bagaimanapun seorang istri, ia adalah separuh jiwa yang harus dijaga dlohir batinya. Karena ia memiliki beban yang luar biasa besar dalam keberlangsungan kehidupan generasi penerusnya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H