Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya dan Jawa #1

24 Mei 2021   01:01 Diperbarui: 24 Mei 2021   01:21 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Whiteboard Jurnal

Sebagai pengantar, "Agama Jawa" perlu diberi ruang pemahaman nilai atau substansi. Sehingga bukan perdebatan soal salah benar, melainkan pembahasannya lebih kepada tanggung jawab sosial dan kepekaan terhadap sesama.

Kuu anfusakum wa ahlikum naara. Jagalah keluarga (sanak famili, kolega dan sebagainya) dari api neraka. (Egoisme yang berlebihan, cekak nalar, defisit kesadaran dan lain sebagainya.) artinya Tuhan sendiri lebih mengutamakan kepada aspek humanismenya. Sehingga "Agama Jawa" sebelum disepakai maknanya maka ia adalah sebagai wujud dari Moral transendental, hablum min annaas, dan hablum min Allah.

Karena semakin jauh melihat jawa sebagai bentuk kulit, bukan isi, maka jawa hanya sebagai wilayah yang berada di luar islam dan kebudayaan. Padahal islam dan jawa adalah dua ruang substansial. Walaupun secara nilai perlu diadaptasikan dengan kondisi sosialnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun