Nabi Muhammad pernah melilit perutnya dengan tali dan mengganjalnya dengan batu. Manusiawi sekali jika dalam kondisi lapar namun sama sekali tidak ada yang bisa dimakan. Pada akhirnya menahan rasa lapar dengan berbagai cara. Salah satunya seperti yang dicontohkan oleh Nabi. Tetapi dalam kondisi tertentu lapar menjadi cara agar hati tidak terusik oleh kecenderungan akan kesenangan, dalam hal ini bermuat maksiat.
Menjaga dan menata hati dengan berpuasa adalah pola menahan. Kecenderungan manusia yang paling besar adalah makan. Maka sebagai bentuk latihan menahan diri adalah dengan manahan lapar terlebih dahulu.
3. Sholat atau ibadah Malam
Sholat bukan hanya proses ibadah yang diawali dengan niat dan takbiratul ihram, kemudian diakhiri dengan salam.
Tetapi Sholat adalah gambaran bahwa manusia memiliki pola pengabdian kepada Tuhan dengan berpusat pada sujud. Yakni membangun kesadaran bahwa manusia hanya sekedar hamba. Di mana seorang hamba hanya mengabdi kepada Tuhannya.
Dari sanalah kesadaran bahwa tiada kuasa apapun selain kuasa Tuhan. Sehingga interpretasi dari sholat adalah moral. Ketika hubungan dengan Tuhan sudah disadari sebagaimana hubungan antara hamba dan tuannya, maka mengaplikasikan sholat dalam kehidupan sehari-hari adalah membagun moral hubungan sesama manusia.
4. Dzikir di sepertiga malam
Dzikir atau mengingat Tuhan adalah kunci agar selalu sadar bahwa manusia hanyalah hamba. Manusia memiliki predikat sebagai hamba yang tidak lepas dari salah dan lupa.
Sehingga untuk membangun kesadaran bahwa manusia tergantung pada Tuhannya, adalah dengan selalu ingat kepada Tuhan. Dalam kondisi apapun. Percaya bahwa Tuhan selalu memberi jalan keluar atas segala ujian dan permasalahan.
5. Serawung dengan siapapun, apalagi dengan mereka yang saleh
Seperti halnya interpretasi sholat di atas, hubungan sesama manusia mengindikasikan bagaimana hubungan dengan Tuhannya. Agar menjadi saleh maka serawunglah dengan siapapun.