Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

22 September 2020   17:40 Diperbarui: 22 September 2020   17:44 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan, tiada puisi yang mampu menampungnya
Ia datang, lalu mengubah aroma tanah
Ia datang, menghardik embun bertubi-tubi
Ia datang, tanpa janji kepada awan
Ia datang, membawa tawa dan risau
Ia datang, beribu harapan
Ia datang, mengusir senja yang kemilau
Walau begitu, aku suka aroma tanah selepas hujan

_LD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun