Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puasa dan Isolasi Diri

24 April 2020   23:17 Diperbarui: 24 April 2020   23:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Imam Ali karamallahuwajhah mengatakan bahwa telah kutalak tiga kau (dunia). Tetapi Ia juga menegaskan bahwa di dunia inilah tempat mencari pengetahuan dan hikmah bagi orang-orang yang ingin meraihnya.

Pada akhirnya baik ibadah di rumah ataupun ibadah di mana saja akan kembali pada bagaimana sikap dan kesadaran manusianya. Setiap problem pasti ada solusinya. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Tuhan, Inna maa al usry yusra. Bahwa setiap kesulitan pasti dibersamai dengan kemudahan. Falsafah jawa mengatakan gampang-gampang angl, (red: masih banyak mudahnya ketimbang kesulitannya).

Oleh sebab itu pandemi ini menjadi jalan kesadaran terkait puasa dan isolasi diri. Puasa berarti menahan, sedangkan mengisolasi diri adalah memberi batasan pada diri terkait dengan hal-hal yang bersifat kecenderungan nafsunya.

Menjaga pola pikirnya, membangun kesadarannya, merekontruksi niat dan orientasinya, adalah bagian dari pola isolasi yang seharusnya. Karena bisa jadi, pandemi ini adalah proses merubah kebiasaan manusia, jika akhirnya bersamaan dengan ibadah puasa maka titik temunya adalah pelajaran untuk mengolah kembali pola sikap dan pikirnya.

Jika kebiasaan lalu adalah kecenderungan yang bersifat bias, maka sejauh dengan pemahaman baru perihal pola mawas diri, tentu kita telah sampai pada kehidupan yang normal seimbang dan sejajar.

Tidak terlalu takut, pun tidak terlalu berani dalam menghadapi pandemi. Karena pada dasarnya pandemi juga menjadi bagian dari apa yang diberikan Tuhan kepada manusia, lebih-lebih sebagai bahan untuk merenung dan berpikir secara mendalam. Semoga Tuhan menolong kita semua.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun