Permasalahannya adalah la yukallifullaha nafsaan illa wus'aha. Pada dasarnya manusia cenderung lupa bahwa ia adalah hamba yang harusnya mengabdikan diri kepada Tuhan sepenuh hati.
Contoh sederhananya adalah membuang sampah pada tempatnya, tidak jarang yang abai bahkan cenderung menyepelehkan tentang itu. Maka, ketika selokan-selokan tersumpal oleh sampah-sampah maka banjirlah, ketika banjir apakah ini dianggap sebagai adzab Tuhan? agaknya perlu ditinjau ulang deh.
Bisa jadi apa yang dianggap adzab dari Tuhan, hanyalah persepsi saja. Karena pada dasarnya adzab itu diciptakan  oleh manusianya sendiri.
Sejalan dengan hal itu, perlu ada pemahaman bahwa agama dan kondisi sosial memiliki keterkaitan, tetapi bukan masalah pengatasnamaan, melainkan refleksi dan evaluasi. Yang jelas perintah Tuhan adalah berpikir. Maka proses berpikir bukan proses sulapan, tetapi ada perenungan panjang untuk mengambil hikmah di dalamnya. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H