Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jika Angin

12 Januari 2020   04:10 Diperbarui: 12 Januari 2020   04:23 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Angin

Jika angin selaksa mewarna awan,
Air menggenang sejuk dihantarkan
Kaki menapak bebatuan terjal mengandung darah di sekujur gelora
Air susu tercecer dari dada, menawan sejuta gudang masa depan
Gunung-gunung menatap silau di ketinggian
Sayu terdengar irama nyanyian
Bertasbih di atas rerumputan
Mengawini  sehimpun impian,
Agar tangis tak membanjiri lautan masa depan,
Agar rengekan bayi mungil terdengar manja bukan menangis kesakitan
Jika selaksa angin mewarna awan,
Dicatatnya panggilan kebebasan.

Teruntuk para ibu guru,
 Rumah Punden, 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun