Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tafsir Tematik QS Al Baqarah Ayat 8-12 (Belajar Peka)

11 Desember 2019   17:32 Diperbarui: 11 Desember 2019   17:37 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sini jelas bahwa ada satu sikap sosial yang seharusnya diperkuat, dari hasil komunikasi dengan sesama, dengan Tuhan dan Alam, membentuk komunikasi yang baik dengan dirinya sendiri.
Kuncinya adalah membangun kesadaran untuk selalu berbenah diri. 

Karena hakikatnya berkumpul dengan orang shalih adalah bergumul dan berkomunikasi dengan siapapun untuk belajar mengenali dan memperbaiki diri. Karena sekali lagi outputnya adalah moral.

"Ketika dikatakan bahwa; Jangan engkau buat kerukaskan di muka bumi! justru mereka menjawab "Tidak, kami melakukan perbaikan. (11)"  Tidak sedikit di antara manusia merasa bahwa dirinya mampu dan bisa melakukan perbaikan-perbaiakan. Menyuguhkan seabreg janji dan stimulus untuk kepentingan pribadinya. Bahkan cenderung menampkan jasa-jasanya. Hal inilah yang kemudian bertolak belakang dengan moral para Nabi, Rasul dan alim ulama' terdahulu.

Karena perbaikan itu tidak untuk diperlihatkan, melainkan dijalankan dengan bentuk kerjasama dan kerja sosial. Memutus mata rantai egosentris. Yang terpenting adalah menyemaikan sikap kasih dan sayang kepada sesama, pun alam sekitar. 

Dengan menjaga dan melestarikannya. Memang, manusia dibekali ide oleh Tuhan. Tetapi tidak sedikit yang menyampaikan idenya justru perbaikannya bukan untuk kepentingan umum tetapi kepentingan pribadinya.

"Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka melakukan kerukasan tetapi mereka tidak menyadarinya.(12)" Bahwa kesadaran yang perlu dibangun adalah kepekaan dalam bersikap, itu dibenarkan dan dianjurkan. Karena tidak sedikit di antara manusia yang menjual kebaikan wahyu Tuhan (jualan dalil) hanya untuk mempermulus kepentingan pribadinya. Seiring kemajuan zaman dan tekhnologi ini agaknya menjadi ruang yang sangat luas untuk melancarkan misi tersebut.
Teriak-teriak di media sosial, menghakimi ini dan itu dengan dalil-dalil. Bukan untuk memperbaiki keadaan justru memperkeruh keadaan. Mengumpulkan jamaah, basis dan mengais mobilisasi dengan berbagai pendekatan agama. Bukan untuk perbaikan tatanan sosial -- toleransi, saling menghormati. Justru menampakkan pembenaran atas sikapnya sendiri.

Oleh karena itu menghadapi kehidupan yang serba kemajuan ini, apalagi di dalam ruang kemajemukan. Maka perlu adanya sikap peka dan kehati-hatian. Dan ayat 8-12 di dalam surat al Baqarah menjadi dasar untuk menumbuhkan kesadaran tersebut. output yang diharapkan adalah moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun