Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Katanya Pemimpin Itu Mentor Bukan Mandor

24 September 2019   09:31 Diperbarui: 24 September 2019   09:46 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komisariat PMII Ibnu Sina Malang (dokpri)

Namun jauh dari pada itu, benarkah pemimpin itu pemerintah, Gus Dur pernah menyinggung dalam salah satu ungkapan beliau bahwa "kita ini bekerja kepada rakyat." 

Uangkapan tersebut menunjukkan bahwa pemimpin itu "bukan" Pemerintah. Hal ini senada dengan salah satu peserta diskusi yang mengatakan bahwa pemimpin itu adalah diri kita masing-masing. Bahwa setiap pribadi memiliki kecenderungan leadershipnya masing-masing. Tugas utamanya adalah saling menghargai satu sama lain.

Jika sikap saling manghargai dan menjaga satu sama lain maka ada keniscayaan untuk membangun kepercayaan di hati masyarakat. Ketika semua yang ada di sekitar kita dianggap ayat dari Tuhan, seraya dengan itu ada kehati-hatian yang dibangun dari dalam diri masing-masing. Ketakutan atas keimanan kepada Tuhan adalah wujud dari kesadaran bahwa manusia sedang belajar menjadi pemimpin, minimal pemimpin untuk dirinya sendiri.

Kemudian ada pernyataan dari peserta diskusi yang lain bahwa pemimpin itu seperti direktur, ia memanage, mengatur dan mengawasi tugas yang sudah diberikan kepada karyawannya. 

Yang digaris bawahi adalah proses mengatur dan mengawasinya. Dengan kata lain tanggung jawab menjadi prioritas. "Tetapi direktur kan ada atasannya?"  sela temannya yang tepat ada di sampingnya. "Benar, tetapi yang saya garis bawahi adalah proses kepemimpinannya, ia berusaha bertanggung jawab atas tugasnya." Sangkalannya.

Permasalahan utamanya adalah bagaiman menyadari bahwa kita adalah pemimpin dan memiliki tanggung jawab atas kepemimpinan kita itu? Karena pada dasarnya adalah membangun kehati-hatian. 

Syaih Al Galayaini dalam 'Idhatunnasyiin, menegaskan bahwa pemuda harus memiliki prinsip, karena untuk belajar menjadi pemimpin ia harus memiliki prinsip dasar sebagai acuan proses belajar menjadi pemimpin. karena menyadari bahwa diri kita adalah pemimpin, masih perlu adanya prose belajar._

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun