Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Jamaah dan Jam'iyah

25 Maret 2016   05:51 Diperbarui: 25 Maret 2016   08:26 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

organisasi(jama'ah) adalah salah satu jembatan untuk mencapai cita-cita personal maupun kelompok, dimana segala sesuatu dikaitkan dengan nama organisasi yang dianggap berpengaruh sehingga kontek duplikasi dan tendensitas masih menjerembab dalam kehidupan sosial dimana menyandingkan identitas sebagai anggota organisasi (jama'ah) dianggap sebagai keharusan untuk memperlancar rencana dan tujuannya. jiak dulu organisasi menjadi lembaga,wadah dan mobilisator pengembangan diri dimana seseorang dengan organisasi tersebut menjadi pribadi yang berwawasan luar, berfikir panjang dan cakap. namun berbeda jauh dengan keadaan sekarang, dimana sangat mudah mengumpulkan massa atau membentuk organisasi tanpa mengenal dan mengetahui secara mendalam apa ruh dari organisasi tersebut atau biasa disebut Jam'iyah, dimana ketika organisasi yang ber-jam'iyah akan mengedepankan totalitas, kridibilitas dan kualitas bukan hanya kuantiTAS.

organisasi seakan-akan sudah hilang ruhnya ketika hanya digunakan sebagai alaibi, apalagi organisasiyang dianggap terbesar dalam suatu komunitas maka potensi untuk menambah kuantitas sangat besar disampin ada misi-misi untuk saling menjadi yang "TER-" dalam organisasi tersebut, bukan mengayomi malah meng-apusi, bukan menjaga malah Ngudar-ngudari, sehigga apa yang menjadi tujuan awalsebuah organisai bukan dijalankan dengan bagaimana? namun sudah membahas apa manfaatnya?. meminjam istilah Prof. Mujammil Qomar dalam bukunya mengatakan bahwa jam'iyah dalam sebuah organisasi adalah nilai kebersamaan kemajemukan pola fikir yang disatukan sehingga menghasilkan rembuk yang tata tentrem karta raharja atau musyawarah mufakat itu sendiri dalam islamnya. 

namun saat ini organisasi lebih menekakan pada kuantitas atau jama'ah itu sendiri dan mengenyampingkan militansi, kualitas dan objektifitas sudut pandang organisasi, karena organisasi bukan perorangan, juga bukan perkumpulan tapi organisasi adalah keterpaduan dan kemajemukan yang menjadi satu dalam sebuah wadah berproses, yang mana saling menjaga, menghargai dan mengayomi satu sama lain,bukan saling berkompetisi menjadi yang terbaik sehingga mampu menguasai. wallahu a'lam.

                                                                            ***

Batu, 25 Maret 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun