Kau hujan, datang begitu cepat
mengguyur tanah kering tak ada henti-hentinya
tak merasa bersalahkah kau? Ketika kau dengan tampang polos
menghapus bedak tebal di wajahku,
aku malu, aku terlihat jelek, hanya dengan bedak itu ku tutupi semua kebusukanku
hilanglah kecantikanku selama ini.
Hujan,
begitu tegakah kepadaku?
Saat ku hanya bisa cantik dan menarik hanya dengan bedak itu?
Dengan tak henti-hentinya dengan tak merasa menyesal
kau hapus semuanya, hilanglah semua keyakinanku.
Kau hujan,
ketika kau turun dan hanya bisa membuatku merasa malu,
dapatkah kali ini saja kau membuatku senang?
Hapuslah jejakku hujan,
jejak dimasa-masa kelamku dahulu.
Bantulah aku menghapus jejakku dahulu,
dan bantulah aku menyirami tanah tandus di hatiku,
bantulah rumput dan bunga itu tumbuh kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H