Mohon tunggu...
Mohamad Yusuf Iskandar
Mohamad Yusuf Iskandar Mohon Tunggu... -

Rakyat biasa yang ingin urun rembug untuk kemajuan bangsa dan negaranya.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Petugas TPS Layak Disebut Pahlawan

11 April 2014   23:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Usai sudah pesta demokrasi di republik ini yang menelan biaya mahal dan masih banyak terdapat kekurangan disana sini. Dan KPU pasti masih menganggap wajar kekurangan-kekurangan yang terjadi walaupun prosentasenya mungkin bisa mencapai 5 sd 10 % secara keseluruuhan.

Pemilu 2014 juga bisa dikatakan sebagai Pemilu yang paling rumit dalam hal pembuatan laporan dari tingkat TPS s/d KPU nantinya dalam menentukan jumlah kursi yang bisa diraih kontestan di DPR, DPRD. Bagi KPPS yang bertugas langsung di lapangan saya bisa melihat sendiri bagaimana mereka bekerja dengan sungguh-sungguh demi pengabdian kepada bangsa dan negara. Mereka mulai bekerja H-1 dengan mempersiapkan tempat dan segala macam tambahan-tambahannya. Contoh di TPS tempat saya mencoblos, para anggota KPPS sudah mulai bekerja sejak jam 8 pagi H-1 mempersiapkan tempat dan menjaganya s/d hari H bisa dikatakan tidurnya sangat kurang. Pada hari H lebih berat lagi tugas mereka. Sejak pukul 06.00 pagi mereka sudah harus tiba di lokasi TPS untuk prepare dan koordinasi anggota dan para saksi. Ketika jam menunjukkan pukul 07.00 dan para saksi sudah hadir semua, mulailah keruwetan terjadi ketika mereka membuka kotak suara yang berisi kartu suara dan peralatan lainnya dari KPU. Ada beberapa TPS yang mengalami kebingungan dengan jumlah kartu suara yang tidak sesuai dengan jumlah DPT + 2 %, ada yang form C dllnya kurang dan ada yang lebih tragis adalah kotak yang kosong tidak ada isinya sama sekali. Bisa anda bayangkan bagaimana bingung dan susahnya KPPS melihat berbagai macam kondisi yang ada di TPS nya masing-masing. Itu baru babak pembukaan belum dimulainya pemungutan suara.

Jika babak pembukaan berjalan lancar, maka dimulailah babak pemungutan suara yang relatif lancar jika DPTnya sedikit. Jika DPTnya melebihi 500 pemilih, maka kerumitanpun akan terjadi dikarenakan waktu yang tersedia hanya samapai jam 13.00. Dan rata-rata mulai pemungutan suara adalah jam 08.30. Jadi hanya ada waktu sekitar 4,5 jam dari mulainya pemanggilan pemilih pertama sampai dengan pemilih terakhir. Jika setiap TPS ada 4 bilik, maka tiap bilik bisa menampung 125 pemilih. Jika tiap pemilih rata-rata memerlukan waktu minimal 5 menit (4 surat suara yang lebarnya melebihi bilik suara dan harus dibuka dan tutup serta nama-nama caleg yang mereka nggak kenal hehehehe)  sejak namanya dipanggil sampai dengan saat dia memasukkan ke kotak suara, maka tiap kotak suara membutuhkan waktu 625 menit atau sama dengan 6 jam 25 menit. Jika proses ini lancar tidak ada hambatan maka acara pencoblosan berakhir sekitar pukul 14.30. Bisa anda bayangkan betapa melelahkannya kerja mulai pukul 06.00 s/d pukul  14.30 tanpa istirahat, bahkan untuk ke toiletpun mereka agak susah.Contoh nyata di TPS tempat saya mencoblos selesai pencobolosan jam 14.00 dengan jumlah pemilih 303 orang.

Setelah setelah maka tugas KPPS berikutnya adalah membuka kotak suara satu persatu mulai dari DPR pusat. Prosesi penghitungan suara untuk satu kotak DPR/DPRD1 / DPRD2 @ adalah 2 jam  jika semuanya lancar tidak ada masalah belum termasuk pencatatannya ke formulir yang telah disediakan dan harus ditanda tangani KPPS dan saksi-saksi. anggap saja pencatatannya memakan waktu 1 jam maka tiap kotak membnutuhkan waktu minimal rata-rata 3 jam. Jika dikalikan 3 maka butuh waktu 9 jam ditambah kotak DPD relativ mudah sekitar 2 jam termasuk pencatatan, maka total waktu yang dibutuhkan dari mulai bekerja jam 06.00 s/d selesai adalah 6 jam 25 menit + 9 jam + 2 jam.= 17 jam 25menit tanpa istirahat. Jika mulai jam 06.00 maka petugas TPS selesai melaksanakan semua tahapan pencoblosan jam 05.00 H+1. Itu terbukti di TPS saya yang hanya 303 pemilih yang datang mencoblos. Bakda sholat subuh saya iseng melongok ke TPS dan ternyata KPPS masih menyelesaikan tugas mereka memasukkan ke dalam amplop semua surat suara.

Berapakah kontra prestasi mereka KPPS dari KPU ? untuk ketua TPS Rp. 400.000,- dan anggota adalah Rp. 350.000,-  biaya tempat Rp. 750.000. Berapa uang bersih yang mereka bawa pulang ? rata-rata mereka hanya membawa uang Rp. 200.000,- setelah dipotong  ini itu termasuk untuk makan dan biaya tenda kursi yang jumlahnya melebihi anggaran KPU. Saya kira siapapun tidak ada yang bersedia kerja 17 jam lebih tanpa istirahat jika hanya dibayar segitu. Semua itu mereka lakukan karena ikhlas demi pengabdian kepada negara. Sedangkan para calegnya setelah jadi tidak ada satupun yang ingat dengan KPPS.

Oleh karena itulah tidak ada salahnya kalauKPPS bisa kita sebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa tanpa pensiun sebagaimana para anggota legislatif yang enak-enakan tidur dalam rapat di DPR. Belum lagi resiko KPPS yang demikian besar berikut tanggung jawabnya.

Secara pribadi saya angkat topi kepada mereka . Bravo KPPS.

Penulis adalah rakyat biasa dari negara Indonesia.

tinggal di Yoggyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun