Mohon tunggu...
Muhammad N K
Muhammad N K Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia yang bercita-cita menjadi penulis. Selain menulis juga memproduksi sepatu lukis dan kaos bermerk UPDATE.\r\nPin. 76BA1631

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayang Kematian

31 Januari 2014   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hati tlah memutuskan untuk mengasingkan diri
Sesekali perlu juga menyepi sendiri
Demi meraih kedamaian yang kini jarang ku temui

Siapa sangka besok atau lusa aku akan mati
Mungkin juga nanti
Ajal tak kenal kasihan
Tibalah tiba tanpa tawar

Beberapa hari ini mukaku nampak menguning
Hampir menyerupai mayat sepertinya
Bibirku tak lagi merah mekar
Mungkin terlalu banyak terkena panas hisapan rokok
Atau ini yang namanya pucat?

Akhir-akhir ini aku selalu ingin bercinta
Mungkin hawa dingin yang menyuruhnya
Atau menikah saja biar ada lawannya?
Ah, aku takut tak sebebas sediakala
Tapi pasangan yang diajak juga belum punya

Merokok saja sambil ngopi
Melamun membayangkan ada seorang gadis yang mengutarakan cinta
Khayalan yang sungguh tak kan menjadi nyata
Bagi manusia sepertiku yang buruk rupa juga akhlaknya

Malamku kini sering tak lagi hening
Tetesan hujan tentu saja yang mengalahkannya
Para hewan malam entah mengumpat dimana
Mungkin mereka ketakutan dan tak berani mengeluarkan suara karena kedinginan

Bayang kematian lagi-lagi datang menghampiri
Eloknya sebuah akhir berbaur dengan fana
Menakutkannya sebuah siksaan
Tinggal amal yang dipertaruhkan

Bayangan itu berulang kali datang sampai aku hampir bosan
Tubuhku terbungkus kain kafan
Aku menjerit minta tolong
Tiada yang mendengarku
Tiada yang melihatku

Menebus dosa tak seringan dipenjara
Siksaannya tentu saja lebih kejam
Neraka tak kenal kasihan
Melahap tubuh pendosa dengan seksama

Raut mukaku tak lagi sesegar dulu
Tubuhku tak lagi sebugar dulu
Lemah lemas dan serba malas
Kembang kempis mengayun nafas

Semakin takut jika tiba-tiba ruhku terlepas
Melawan pun tak kuasa
Cepat atau lambat hidup akan segera berakhir
Hanya bisa meninggalkan kenangan bagi mereka yang mau mengenang

Hidup bukanlah sebuah pilihan
Sama halnya dengan kematian
Kita terlahir dengan semua yang serba asing
Kita mati dengan semua yang serba asing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun