Mohon tunggu...
Muhammad N K
Muhammad N K Mohon Tunggu... lainnya -

Manusia yang bercita-cita menjadi penulis. Selain menulis juga memproduksi sepatu lukis dan kaos bermerk UPDATE.\r\nPin. 76BA1631

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Curahan Manusia Yang Ingin Menjadi Penulis

31 Januari 2014   13:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:17 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bahkan sampai saat ini harapanku yang satu itu belum juga terlaksana. Memiliki suatu komunitas, memiliki wadah, dalam satu cita-cita yang ingin dijadikan nyata. Akhir-akhir ini aku bosa main facebook. Aku cenderung lebih suka bercakap-cakap di kompasiana. Bagiku kompasiana lebih bisa menghargai suatu karya, dimana orang-orangnya juga memang para penikmat tulis-menulis.

Hanya saja memang ada sedikit keganjalan yang aku temui. Beberapa kali aku menulis puisi di kompasiana sebelumnya selalu banyak yang baca menurut jumlah yang tertera pada tulisan yang aku terbitkan. Paling sedikit sepertinya ada lima puluh yang membaca, bahkan dulu sempat sekali puisiku menjadi HL, dengan jumlah pembaca 470. Itu adalah suatu kebanggan tersendiri bagiku, aku yang belum tahu waktu itu, aku kira dengan menjadi HL bisa terbit di koran kompas, eh ternyata tidak, hehe. Tapi sekarang entah penikmat fiksi semakin langka atau puisiku yang tidak bagus aku tidak tahu. Yang tadinya selalu 50 lebih jumlah pembaca, sekarang kok jadi sedikit sekali. Nggak pernah bisa sampai tembus 50 pembaca, paling dua puluh lebih pun sedikit. Ada apa sebenarnya??? ah entah aku tidak tahu alasan pastinya. Hanya saja ada dua pendapatku.
1. Pembaca fiksi semakin langka
2. Karyaku yang tidak bagus dan tidak layak untuk dibaca
Sudahlah biar menjadi rahasia diantara rahasia kompasiana.

Bertahun-tahun aku ingin menerbitkan buku, sayang sekali cita-cita itu belum juga bisa terwujud. Mungkin aku yang belum bisa berkonsisten pada diri sendiri. Aku memang belum begitu tahu tentang teori menulis, bagaimana tatacara yang baik dan benar. Aku terbiasa menuliskan apa saja semauku, membaca adalah belajar bagiku.

Aku yang lebih cenderung terbiasa menulis puisi pun ingin membuat novel, katanya buku kumpulan puisi di jaman sekarang ini lebih susah untuk diterbitkan. Maka dari itu mau tidak mau aku harus berusaha membuat novel. Membuat novel bukan hal yang mudah bagiku, sedang cerpen saja tak jarang aku keteteran. Akan menjadi suatu kerja yang teramat keras bagiku. Tapi inilah bagian dari tantangan menulis yang harus aku temui. Meskipun sampai sekarang tetap saja aku belum bisa membuatnya.

Apalah arti sebuah cita-cita jika tanpa perjuangan
Apalah arti sebuah cita-cita tanpa bergerak untuk mewujudkannya
Apalah arti cita-cita jika hanya khayalan semata
Apalah arti cita-cita jika tanpa hanya berharap tanpa usaha

Sejak lulus SMA aku sudah bertekad ingin menjadi penulis, aku memang tak berminat untuk melanjutkan kuliah seperti teman-teman yang lainnya. Alasannya adalah, tidak mau merepotkan orang tua karena sadar diri seperti apa keadaan ekonomi keluargaku, dan yang ke dua bagiku seorang penulis tidak harus kuliah untuk meraih cita-citanya. Bagiku ilmu sastra tidak hanya diajarkan di sekolah saja, ilmu sastra adalah ilmu hati, ilmu yang bisa diraih jika mau belajar dan belajar. Ilmu sastra adalah ilmu yang tak membutuhkan gelar sarjana, ilmu sastra adalah ilmu yang tak memiliki takaran dan aturan pasti. Begitu fikirku.

Saat aku menulis adalah saat dimana aku dalam kebebasan yang nyata, aku bisa meraih apapun yang aku mau. Aku bisa menjadi seperti ini dan seperti itu. Aku bisa mengkritik sini mengkritik sana, aku bisa menasehati diri sendiri, dia, juga mereka. Dengan menulis hatiku mampu berbicara dengan sejujurnya. Satu hal yang aku tanamkan, yaitu menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain.

Begitu sekilas tentang mimpiku sebagai seorang penulis usang yang belum mampu berkonsisten juga komitmen pada cita-cita diri. Mungkin lain waktu aku akan menuliskan lagi cerita tentang aku dan hidupku, insyallah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun