Mohon tunggu...
Yasid S.Pd.,SMT.,CH.,CHt
Yasid S.Pd.,SMT.,CH.,CHt Mohon Tunggu... Trainer dan Inspirator, Pengusaha -

National Trainer dan Inspirator Move ON, Dosen Bahasa Inggris, Pengusaha Sukses

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Calon Wakil Rakyat dan Masyarakat Sama-sama Buta

31 Maret 2014   21:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan umum (Pemilu) calon wakil rakyat se-Indonesia sebentar lagi akan digelar. Sebanyak 250 juta jiwa lebih dari 34 propinsi secara serentak akan memilih wakil pada tanggal 9 April mendatang. Mulai dari golongan bawah sampai golongan atas berbondong-bondong berebut menjadi wakil rakyat DPR, DPD, dan DPRD. Berbagai cara dilakukan oleh para calon wakil rakyat atau calon legislative mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Berbagai jurus panas dan ampuh telah digelar oleh para calon wakil rakyat tersebut untuk memenangkan pemilu. Mulai dari kampanye yang berbentuk orasi, memasang baleho, banner, pamphlet di jalan, dengan janji-janji manis yang ditawarkan pada masyarakat, namun tidak memerhatikan etika social yang ada.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bagi masyarakat awam sekalipun bahwa untuk memenangkan pemilu para kandidat menggunakan seribu cara. Ada yang pergi ke dukun, kiayi, dan orang-orang pintar lainnya. Bahkan ada yang terang-terangan memberikan uang (money politic) pada tiap individu masyarakat.

Bagaimana seorang calon wakil rakyat bisa memimpin dengan baik dan menjadi teladan bagi rakyatnya kalau perbuatannya sudah seperti itu. Calon wakil rakyat yang akan dipilih dan masyarakat yang akan memilih sama-sama sudah buta mata hatinya. Mereka sama-sama bekerja sama untuk memenangkan pemilu. Namun, mereka belum bisa menjadi teladan bagi generasi muda bahwa yang harus dijadikan wakil rakyat itu harus orang yang bisa memimpin bangsa dengan akhlaqul karimah. Pemimpin yang rela lapar demi rakyatnya, rela menderita demi bawahannya. Apakah calon rakyat seperti ini yang harus dipilih? Apa masyarakat seperti ini yang bisa dijadikan teladan generasi muda dan anak-anaknya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun