Mohon tunggu...
Bang Bams
Bang Bams Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tidak semua Tulisan itu Benar & Tidak semua Kebenaran itu harus Dituliskan, tapi Kejujuran lebih baik daripada Keguguran. (Ngaco)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi untuk Ibu

16 Oktober 2011   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:53 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kukenal alam berkat Ibuku Yang kuingat "Ketika membuka mata ada pancaran hidup" Ibu tak pernah tidur dalam anganku Hingga terlelap dalam dongeng keabadian lama Mengilhami kasih sayang kehidupan

Ia terkenang dalam ketegaran

Mengajak kami bercinta, Berkasih, Berlara

Ibu mengantarkan pelan pelukku

Dalam wajah tak ternoda

Dalam wajah keriput lara

Ibu Tak akan pernah berhembus lagi dalam muara-muara yang pernah kujumpai dalam jiwa

Dalam tidurnya yang panjang

ia berhembus tenang

"Nrimo ing pandum, Ojo adigang-adigung, Adiguno, Ojo dumeh sing sumeleh Wani ngalah eluwur wakasane"

[caption id="attachment_137421" align="aligncenter" width="550" caption="image By :tukangfotosekolah.blogspot.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun