Rasa penasaran melihat respon teman-teman dayak dengan penolakan FPI di Kalimantan Tengah beberapa hari yang lalu dan Issue dikalangan mahasiswa yang simpang siur mengatakan di intai oleh para anggota FPI dan lain sebagainya, saya mencoba masuk ke dalam salah satu halaman facebook yang dulu pernah saya ikuti (Dayak Lovers). Banyak tautan yang membahas tentang FPI dibagikan di wall tersebut, dari aksi warga Kal-teng dibandara Tjilik Riwut hingga pendapat Taufiq Kiemas tentang kearifan lokal.
Namun, ada hal yang membuat saya tidak nyaman ketika melihat salah satu akun facebook yang mengirimkan komentar di wall yang lebih bernuansa SARA. Akun tersebut memakai nama Siti Mardiana mengaku orang bugis yang tinggal di kalimantan. Salut dengan keberaniannya, namun saya tidak sepakat dengan komentar-komentar yang ada, karena dapat memancing kemarahan dan memicu konflik antar suku. Salah satu yang dia katakan adalah Orang Dayak itu kera dan banyak lagi komentar-komentar miring yang sangat menyakiti hati kami orang dayak. Namun, saya melihat teman-teman dayak santun dan bijak dalam menanggapinya. Salah satunya bertuliskan “Jangan Korbankan saudaramu”.
Lewat tulisan ini saya menghimbau teman-teman semua khususnya suku dayak. Jangan mudah terprovokasi dengan ucapan-ucapannya, karena kita tidak seperti apa yang dia katakan. Orang-orang seperti itu adalah orang yang tidak tahu berterima kasih, tidak cinta damai, tidak menerima keberagaman, tidak belajar pancasila dan tidak mencintai sukunya sendiri. Anjing mengonggong Kafilah berlalu. saya juga melihat akun tersebut abal-abal sepertinya dan juga malah bukan menunjukkan dirinya Suku yang di akui diatas tapi malah bahasanya nyampur-nyampur. Sabarlah, Karena Tuhan Bersama Orang-orang yang sabar.
Salam Damai Dari Bumi Borneo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H