Mohon tunggu...
Bang Bams
Bang Bams Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tidak semua Tulisan itu Benar & Tidak semua Kebenaran itu harus Dituliskan, tapi Kejujuran lebih baik daripada Keguguran. (Ngaco)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Anak Berkata : “Seandainya Aku Bisa Sebebas Mereka…..”

5 Februari 2012   19:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_160603" align="alignnone" width="650" caption="Illustrasi-bangborneo-andaiakusepertimereka-heartisopen"][/caption]

Menanggapi era modern yang begitu berwarna dan penuh tipu daya tak bisa hanya dengan cara menarik diri dari pergaulan yang ada. Bagaimana pun juga pergaulan itu penting bagi pengembangan jiwa sosial remaja. Seperti apapun Anda membatasi pergaulan anak, bukan berarti pengaruh buruk era modern jauh dari kehidupan putri Anda. Sekali lagi, kita tidak bisa membuat putri kita steril dari pengaruh buruk perkembangan jaman yang menawarkan style anak muda yang beraneka ragam. Tapi kita dapat membentuk imunitas putri kita terhadap dampak buruk tersebut. Salah satunya adalah dengan menjadikannya pribadi yang berwawasan luas.

Ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pola-pola pergaulan misalnya freeseks, napza, dan sebagainya diperlukan agar anak mengerti dampak buruk yang akan menimpanya jika terjerumus dalam pergaulan tersebut. Dengan wawasan yang luas maka akan meminimalkan potensi putri Anda “salah jalan” akibat tindak penipuan.

Sebagai contohnya ada sebuah kisah yang terjadi pada teman saya. Dia memiliki seorang putri. Putrinya tersebut sudah dididik sejak kecil dekat dengan kehidupan masjid. Tapi, pada suatu ketika dia terbentur pada  lingkungan pergaulan yang jauh dari kehidupannya saat itu. Ini dia alami ketika melaksanakan tugas praktek dari sekolahnya. Mau tidak mau dia harus berteman dengan remaja-remaja yang tidak pernah sholat dan bergaya hidup bebas. Minuman keras seolah menjadi sajian utama yang tak boleh tidak ada. Ibarat makanan, minuman keras itu adalah nasinya. Tak cukup itu, wanita penjaja seks pun harus dikenalnya. Lingkungan yang demikian memprihatinkan dengan pergaulan remaja putri dan putra yang terbilang sangat akrab sempat membuat angan-angannya melambung. Dalam pikirannya terbesit kalimat “Seandainya aku bisa sebebas mereka…..”

Sekian minggu di lokasi tersebut dia lalui dengan berbagai gejolak hati. Maklum, jiwa anak muda. Ada beberapa temannya yang memberikan perlakuan lebih. Perlakuan yang sangat baik namun tersisip nilai-nilai yang secara perlahan namun pasti mengikis sifat agamisnya. Dengan pendekatan yang sangat halus dan intensif beberapa temannya mulai mengajak pada kemilaunya warna hitam dunia. Jika dia menolak dengan mengemukakan alasan, berbagai pertanyaan dilontarkan teman-temannya yang pada akhirnya bertujuan menyudutkannya pada posisi “salah.” Pernah suatu kali dia kebingungan menanggapi ocehan teman-temannya. Posisinya tersudut, tapi tak bisa pergi dari lingkungan tersebut. Dia hanya bisa berdoa dalam hati “Ya Allah… tolong selamatkan aku!” Pucuk dicita ulam pun tiba. Seorang temannya yang memiliki wawasan dan kemampuan komunikasi yang lebih baik datang. Dia menyergah dan menguatkan pembelaan si putri santun itu.

Ada lagi kisah lain yang menunjukkan betapa pentingnya memiliki wawasan yang luas bagi kawula muda. Dari sebuah media masa, diberitakan adanya seorang remaja putri yang menjadi korban seks bebas teman-teman prianya. Sebelumnya, si remaja putri tadi ditipu mentah-mentah oleh para teman-temannya yang menawarinya sebuah minuman. Mungkin karena ketidaktahuannya, minuman yang memiliki rasa tak biasa itu dinikmati juga. Pada akhirnya, kesadaran dirinya melayang dan terjadilah tragedi yang merenggut kegadisannya tersebut. Mungkin… masih banyak lagi cerita diluar sana yang belum terekspose.  Jadi, untuk mengarahkan putri kita menjadi remaja yang baik, bukan berarti kita sama sekali tidak perlu memberi wacana padanya tentang dunia hitam kehidupan. Ada baiknya Anda memberikan pengetahuan secukupnya dan memantapkan bekal agama dalam dirinya.

Literatur : Spiritual harujuku (Remaja hebat) dan Berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun