Mohon tunggu...
Bang Bams
Bang Bams Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tidak semua Tulisan itu Benar & Tidak semua Kebenaran itu harus Dituliskan, tapi Kejujuran lebih baik daripada Keguguran. (Ngaco)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menipu Sang Penipu

4 Desember 2011   09:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 2381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepertinya para penipu lewat embel-embel “Pemenang Undian” lewat Handphone tidak pernah kekurangan akal untuk mencari mangsanya, seiring berkembangnya dunia Teknologi komunikasi maka sang penipupun tak kalah untuk meng-upgrade ilmu tipu muslihatnya. kasus ini terjadi pada saya sendiri pada hari ini. Awal mula Sekitar jam 13.30 handphone saya berdering pertanda ada seseorang yang menghubungi saya atau ada sedikit keperluan dengan saya (ini nomornya siapa tau mau ngerjain/ kalau polisi bisa melacak kemudian menangkapnya 082181292666). Saya angkat dan berbicaralah orang tersebut layaknya suara Costumer Service sebuah operator seluler. Berikut percakapan yang saya ingat :

Saya : Halo ..

penelepon : Halo selamat siang .. sore (sempat keseleo dia)..

saya : iya selamat sore .. dengan siapa ini?

Penelepon: Saya Bambang ……..(saya lupa nama belakangnya) Pimpinan dari PT. Sid****** ingin memberitahukan secara langsung Bahwa Sid****** telah melakukan pengundian acak nomor dari 0-9 ternyata nomor anda terpilih sebagai pemenang ke-2 dan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) serta Voucher pulsa sebesar Rp.1.000.000.

Saya : Kapan Pengundiannya Pak? Dan saya bisa lihat pengumumannya dimana?

Penelepon: tadi malam…….,Pemenang ini langsung dihubungi tidak melalui Media apapun untuk menyampaikannya. Untuk proses pengambilan hadiah silahkan anda kirimkan Nomor rekening, kalau boleh tau anda memakai rekening Apa?

Saya : owh.. begitu (Sudah mulai sedikit curiga), saya pakai Bank Mandi** Pak…

Penelepon : Bisa kirimkan Nomor Rekeningnya?

Saya : (Saya kirimkan Nomor rekening)….

Penelepon: oia..sudah tau bagaimana cara mengambil hadiah undian ini?

Saya : Belum pak ..(sedikit menganalisis “pasti saya disuruh ke ATM nih ntar..”)

Penelepon: sebelumnya ATM bank bapak berapa jauh dari rumah bapak ?(Nah lo..betul dugaan saya, Penipu nih).

Saya : Sekitar 20 menit Pak (padahal Cuma 2 menit nyampe..hehe )

Penelepon :hmm..Oke saya akan menghubungi anda kembali setelah anda sampai di ATM 20 menit lagi..

Saya : Owh begitu.. , Tapi sekarang saya sedang makan Pak..

Penelepon: oke saya beri waktu 30 menit dan anda sudah berada diATM bank anda dan jangan lupa kalau sudah sampai di ATM segera hubungi Nomor ini…

Saya : Oke pak …

[caption id="attachment_147302" align="aligncenter" width="600" caption="Image By hendra.ws"][/caption]

Panggilanpun diakhiri oleh si penelepon, sayapun melanjutkan kembali santapan saya dan sambil berpikir tentang sipenelepon dengan Hadiah yang sepertinya lumayan buat beli beras untuk kebutuhan beberapa bulan…hehe. Santapan dalam piring sayapun habis dan sambil menyulut rokok saya bergumam “Penipu koq gak ada matinya ya..ada-ada saja ”. setelah rokok habis terhisab sayapun langsung menyalakan laptop (untuk saya merekam percakapan) layaknya KPK dengan alat penyedap makanannya eh..penyadapnya..hehe, waktu berlalu suara handphone sayapun berdering untuk ke-2 kalinya, Panggilan pertama tidak saya angkat (biar disangka masih dijalan), tidak lama berselang panggilan yang ke-3 pun berbunyi dan saya angkat sambil menyingkirkan suara-suara berisik disekitar saya dan tak terkecuali suara teman disebelah saya, “Siiiiiiiiiittt….silence, orang yang tadi nelpon lagi” tegur saya dan merekapun langsung diam menyimak. Berikut percakapan saya dengan si penelepon sesi ke-2 :

Saya : Haloo….

Penelepon : Haloo, bagaimana sudah datang di ATM pak?

Saya : Sudah Pak .. (padahal Nggak kemana-mana).

Penelepon: Sekarang sudah berangkat keATM apa belum ? Saya : Sudah …sudah pak.

Penelepon: Benaran sudah di ATM kan? (mulai sedikit curiga dia karena tidak ada mendengar suara tombol ATM kepencet/ suara mesin bernyanyi dan mungkin juga tempat dia tidak ada laporan untuk rekening yang saya beri ketika dimasukan ke mesin).

Saya : Iya …. Sudah Pak

Penelepon : Baik…Sekarang anda masukan Kartu anda kedalam Mesin… ada tulisan apa pak dilayar? (Nah..Berarti dia sudah memprotek ATM saya dari sana)

Saya : Bagaimana Pak kurang jelas ..?(saya dengar tapi pura-pura bertanya lagi)

Penelepon : Apa tulisan yang keluar pak..Anda ini koq tidakmendengar kata-kata saya..!! (mulai marah dia..)

Saya : Loh koq anda marah-marah

Penelepon : Heh …Binatang makanya kalau saya ngomong didengarkan..!! (Marah sekali dengan kepura-puraan saya)

Saya : kau yang binatang…. setan …!!!(emosi saya mulai tersulut)

Penelepon : Anjinggg….(dia mulai menyebutkan si Penjaga rumah pada saya)

Saya: Kau tu yang Anjingggg….dasar Penipu..!!

Penelepon : awas ku blokir kartu ATM mu ntar......(emangnya bisa ya?) ..Tak bersuara…dan Tutttttttttttt…..pertanda Putus panggilannya....

Saya dan kedua teman saya pun terpingkal-pingkal tertawa karena sudah berhasil membuat marah orang yang mengaku Pimpinan PT. Sid****** itu dan kehilangan pulsa yang lumayan (makanya dia marah)…Dasar penipu.

Sebelum mengakhiri tulisan ini ada baiknya saya berpesan kepada teman-teman semua agar selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan kiriman sms atau telephone yang mangatakan kita sebagai sang pemenang undian bla..bla seperti kasus yang menimpa saya hari ini. Dan maaf jika ada kata-kata yang kurang enak dibaca (Bawa-bawa nama Binatang) dan pesan saya bagi pelaku “Semoga cepat Insyaf dan sadar bahwa perbuatannya itu dapat merugikan orang lain dan diri sendiri (meringkuk dijeruji besi seperti para pelaku korupsi).

Waspadalah…waspadalah … waspadalah (pesan Bang Napi).

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun