Mohon tunggu...
Bhinneka
Bhinneka Mohon Tunggu... Model - PT. Bhinneka Mentaridimensi

Bhinneka adalah pionir e-commerce di Indonesia, yang hadir sejak 1993 di bawah perusahaan PT Bhinneka Mentaridimensi. Bhinneka melayani korporasi dan perorangan melalui Bhinneka.com, pengadaan bagi lembaga pemerintahan melalui LKPP (B2G), maupun pengadaan mesin cetak digital berformat besar melalui Bhinneka Digital Printing Solutions (DPS). Bhinneka B2B eCommerce Indonesia menjual produk IT, elektronics, Tools/MRO, dan berbagai Jasa.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Profesi "Product Manager" Begitu "Seksi"?

21 Juli 2018   23:00 Diperbarui: 21 Juli 2018   23:22 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Product Manager. Gambar: UsageUX

Serupa tetapi tidak sama dengan jabatan-jabatan bergelar "manager" lainnya, posisi---atau barangkali sudah cocok disebut profesi---Product Manager (PM) berada di kelas dan gengsi yang berbeda. Terlebih saat ini, ketika gelombang digitalisasi dan penerapan teknologi sedang digencarkan hampir di segala bidang.

Profesi PM menjadi begitu "seksi" lantaran cakupan pekerjaannya. Secara sederhana, PM dibutuhkan untuk:

Memahami dan menerjemahkan kebutuhan bisnis perusahaan ke dalam perspektif inovasi teknologi,

Menggiring pemahaman tersebut agar menghasilkan konsep sistem, desain, platform, aplikasi, dan hal-hal terkait lainnya yang lebih konkret, serta dapat dikerjakan,

Memimpin tim ahli (Tech Team), mengawasi semua tahapan pekerjaan, dan menjaga tenggat pengerjaan dalam menghasilkan sistem, desain, platform, aplikasi, dan hal-hal terkait lainnya di atas,

Mengkomunikasikan segala perkembangan, capaian, kendala yang dihadapi tim ahli kepada manajemen, termasuk menjembatani perbedaan karakteristik antara kedua pihak (marketing minded versus tech minded),

Terus terlibat aktif memantau dan melakukan tinjauan dalam penerapan sistem, desain, platform, aplikasi, dan hal-hal terkait lainnya tersebut,

Melakukan pengembangan lebih lanjut,

Terlepas dari beberapa poin di atas, tak menutup kemungkinan setiap perusahaan memiliki tugas berbeda-beda bagi Product Manager masing-masing. Umumnya disesuaikan pada sektor bisnis, kebutuhan yang diprioritaskan, kultur perusahaan, maupun faktor-faktor lainnya. Begitu pula di Bhinneka. Seperti yang sempat sedikit diceritakan dalam event Product Development Conference (PDC) 2018 garapan Tech In Asia, 4-5 Juli lalu di Menara Mandiri, Jakarta.

Dalam ajang tersebut, dua narasumber di antaranya diundang dari Bhinneka. Yaitu Art Blanc, Head of Product Management Bhinneka, yang membawakan paparan bertajuk Build A Roadmap for Product Success. Ada pula Budi Oktaviyan Suryanto, Product Engineer Bhinneka, dengan materi berjudul Architecturing Android App That Fits for You. Setiap sesi diikuti lebih dari 300 hadirin.

Menampilkan dua figur kartun legendaris dari serial Looney Tunes: Coyote dan Road Runner dalam presentasinya, Art menekankan pada vitalnya fungsi seorang PM untuk mengawal seluruh aspek implementasi teknologi bagi perusahaan. Maka, roadmap atau haluan rencana mutlak disusun dengan cermat.

"Tiga hal mendasar yang dihadapi PM dalam setiap rencana: expectations (yang diharapkan), executions (pengerjaan), dilemmas (kendala yang dihadapi)," sebut Art.

Art Blanc
Art Blanc
Di sisi lain, PM juga yang harus berhubungan dengan berbagai pihak. Selain manajemen, PM berinteraksi dengan para engineers dan developers, designers, pengguna di lapangan, serta semua yang berkepentingan. Diskusi yang dilakukan pun meliputi pelemparan ide, menyaring dan menghimpun tanggapan, serta menyerap pengalaman dari praktisi sebelumnya.

"Itu sebabnya PM termasuk posisi yang high demand sekarang," ucapnya dalam kesempatan terpisah.

Pemeonya, banyak yang ingin jadi manajer, dan banyak juga yang sedang mencari PM.

Agak berbeda dari topik yang dibawakan koleganya, Budi berbicara tentang sesuatu yang lebih spesifik: rancangan kerangka besar. Ini sebabnya materi Budi menggunakan istilah "architecturing".

Lebih jauh dipaparkannya, kalangan Android developers tentu sudah sangat akrab dengan sejumlah model kerja yang ada. Ada Model-View-Intent (MVI), Model-View-Presenter (MVP), Model-View-Controller (MVC), juga Model-View-ViewModel (MVVM). Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan.

Dalam konteks ini, efektivitas dan efisiensi menjadi pertimbangan utama. Contoh kasarnya, jika ingin memodifikasi satu bagian, apakah harus merombak total ataukah bisa dilakukan di bagian yang diinginkan saja? Sehingga dengan paradigma "architecturing", developers bisa menentukan yang sesuai dan tak perlu membuang-buang sumber daya dalam prosesnya.

Kurang lebih begitu.

"Ketika kita bekerja dalam sebuah tim, bahkan individual developer atau freelance developer harusnya juga memahami konsep ini, agar kode yang dihasilkan bukanlah kode yang hanya dia dan tuhan yang tahu," kata Budi dalam catatan presentasinya bersama Sidiq Permana dari Nusantara Beta Studio.

Budi Oktaviyan Suryanto (kanan), bersama Sidiq Permana.
Budi Oktaviyan Suryanto (kanan), bersama Sidiq Permana.
Semua hal di atas menjadi bahasan menarik dalam PDC 2018, ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan peserta saat sesi interaktif kepada Art maupun Budi. Sementara bagi kita yang awam---dan mungkin ingin mengetahui sedikit lebih jauh---memerlukan penyamaan persepsi, pemahaman, serta sudut pandang, agar bisa lebih nyambung.

"Tentu sebuah kebanggaan bagi kita, mewakili Bhinneka Tech Team, berkesempatan berbagi dalam conference tahun ini," tutup Art.

Bagaimana, berminat jadi PM?

Oh, ya, video bisa menjadi tambahan gambaran mengenai PM dan apa yang dikerjakannya di Bhinneka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun