Belum terlalu lama sejak Apple mengumumkan tentang iOS 11 tahun lalu, yang dilanjutkan dengan peluncuran iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X yang fenomenal itu. Sampai Selasa dini hari (WIB) Apple kembali hadir dengan kabar tentang iOS 12, watchOS 5, tvOS 12, dan macOS Mojave dalam World Wide Developers Conference (WWDC) 2018 di San Jose McEnery Convention Center.
Baca juga:Â Baru Dirilis, Banyak Detail Lucu di iOS 11
Dari empat materi keynote tersebut, iOS 12 mendapat porsi yang sangat signifikan. Pembaruan fitur yang akan Apple hadirkan pada musim gugur mendatang atau masuk sekitar akhir kuartal ketiga tahun ini dipastikan memperkaya pengalaman pengguna iPhone maupun iPad. Semuanya dibeberkan Craig Federighi, SVP of Software Engineering, sesaat setelah konferensi dibuka oleh CEO Apple, Tim Cook.
"Today is all about software." - Tim Cook
Pukulan telak untuk Android, Craig mengawali presentasi dengan jumlah user acquisition para pengguna iOS yang jauh mengungguli pesaing utamanya. Saat ini, sebut Craig, 81 persen pengguna iPhone dan iPad sudah mempergunakan iOS 11 sebagai sistem operasi teranyar. Jumlahnya diperkirakan lebih dari semiliar orang. Berbeda dengan Android Oreo yang hanya mencapai 6 persen, dan kemungkinan besar terbatas pada para pengguna gadget keluaran terbaru saja.
- Peningkatan kinerja dan performa, dalam pengaruhnya dengan konsumsi daya atau baterai
- Pengembangan Augmented Reality (AR) pada fitur maupun kolaborasi, diperkaya dengan ARKit
- Pengembangan besar pada Siri
- Pengembangan pada Photos, News, Stocks, Voice Memos, iBooks, dan CarPlay
- Pengembangan pada Animoji dan Facetime
- Pengembangan pada fitur-fitur untuk pola penggunaan gadget yang lebih bijak (aha!)
Dari poin-poin di atas, berikut adalah beberapa yang patut diperhatikan pengguna iOS.
Peningkatan kinerja & performa
Meskipun telah dikenal sebagai ponsel minim lelet, penggunaan iPhone maupun iPad tetap diwarnai keluhan tentang operasional. Seperti jeda saat membuka aplikasi, jeda saat ingin mengetik (menunggu keyboard), jeda saat membuka kamera, dan banyak lagi lainnya.
Craig memastikan pembaruan pada iOS 12 menghasilkan kinerja dan performa yang lebih efisien. Menggunakan iPhone 6S sebagai contoh, jeda-jeda yang dimaksud bisa dikurangi hingga 70 persen. Kuncinya ialah ekspos CPU berbanding waktu, tinggi di awal dan berangsur mereda sesuai pola pemakaian. Dalam durasi penggunaan yang cukup lama, ekspose CPU pada iOS 12 juga berperan dalam penghematan daya.
AR & ARKit
Melalui iOS 12, Apple melangkah kian jauh dalam eksplorasi AR dalam pola penggunaan iPhone dan iPad. Aplikasi berbasis AR memang telah hadir di Apple Store sejak lebih dari lima tahun lalu, tetapi kali ini Apple --bersama Pixar-- bahkan memiliki format failnya sendiri yang: Universal Scene Description (USDZ). CTO Adobe, Abhay Parasnis memastikan Adobe menjadi salah satu platform paling awal yang mengadopsi USDZ.
Sederhananya, dan yang bisa digunakan sehari-hari, adalah kemampuan iPhone untuk melakukan pengukuran secara realistis dan pengenalan tiga dimensi. Dicontohkan Craig, ARKit bisa mengukur panjang, lebar, dan tinggi sebuah objek. Dari praktik ini saja, terbayang ada berbagai peluang pemanfaatan iPhone dan iPad sebagai perangkat kerja kreatif.
Siri Shortcuts
Satu hal yang membatasi penggunaan Siri di Indonesia adalah belum tersedianya modul Bahasa Indonesia, padahal tetangga kita sudah bisa memanfaatkan asisten digital tersebut dalam Bahasa Melayu.
Terlepas dari itu, satu perkembangan menarik dari Siri di iOS 12 adalah penerapan Shortcuts. Pengguna iOS 12 cukup merekam kalimat atau frasa tertentu guna mengaktifkan serangkaian perintah di semua perangkat Apple yang terhubung dengan satu Apple ID.
Misalnya ucapkan "I'm going home" saat berjalan kaki pulang dari kantor, maka Siri akan melakukan:
- Mengaktifkan Apple Music dan memutar New Releases
Mengaktifkan fitur Do Not Disturb pada iPhone
Mengaktifkan HomePod di rumah untuk menyebutkan temperatur saat itu - Mengaktifkan bohlam pintar melalui HomeKit agar menyala 15 menit kemudian, sesuai durasi normal jalan kaki. Agar setibanya di rumah, ruangan sudah terang
Memoji
Lagi-lagi pukulan telak untuk kompetitornya. Animoji dari iOS 12, dengan nama Memoji terlihat lebih menggoda dibanding Bitmoji. Apa pasal? Lebih halus dan luwes, desain yang lebih variatif, dan deteksi gerakan lidah. Ya, men-de-tek-si-ge-ra-kan-li-dah! Artinya, para pengguna iOS 12 bisa lebih ekspresif (baca: alay) saat berkomunikasi menggunakan fitur visual yang dikenalkan bersamaan dengan peluncuran iPhone X tersebut.
Animoji versi iOS 12 pun bisa diterapkan saat melakukan panggilan video Facetime, termasuk saat video conference call alias video call rame-rame menampilkan layout unik.
Time well spent
Terdengar agak kontradiktif pada awalnya, ketika Apple justru ingin mendorong pengurangan durasi maupun frekuensi paparan pendar layar gadget pada para penggunanya. Terutama saat berada di rumah, atau waktunya beristirahat. Waktu dipergunakan dengan bijak dan sebagaimana mestinya.
Demi itu, iOS 12 menghadirkan tiga pengembangan fitur. Dimulai dari Grouped Notifications, yang mengumpulkan notifikasi-notifikasi sejenis dalam satu tab. Sebab sampai iOS 11, Apple menampilkan notifikasi secara satuan. Muncul dan terus muncul secara kronologis. Di satu sisi, karakteristik ini menghindarkan adanya pesan yang terlewat. Di sisi lain, terkesan melelahkan.
Grouped Notifications memang bukan konsep yang baru, tetapi tetap saja mampu memberikan pengalaman baru yang melegakan.
Berikutnya adalah fitur "Harap Tidak Diganggu Saat Tidur" ... atau Do Not Disturb at Bedtime. Merupakan pengembangan dari Do Not Disturb yang sudah ada, dan berlambang bulan sabit itu. Fitur ini akan membuat layar iPhone atau iPad benar-benar bersih dari notifikasi apa pun. Pengguna hanya akan melihat jam di layar.
Walaupun sebenarnya, bagi kita yang tidak mau repot, Do Not Disturb at Bedtime ini sama halnya dengan mengaktifkan Airplane Mode sebelum tidur. Supaya kita tidak terdistraksi dengan ponsel kita sendiri. Ya, mungkin ada hal menarik lain dari fitur satu ini.
Manfaat dari Screen Time tentu akan kembali pada masing-masing individu, yang pasti fitur ini bekerja dengan menunjukkan pola penggunaan ponsel selama 24 jam sampai tujuh hari. Penyampaian informasinya akan kurang lebih sama dengan fitur Battery Usage yang dihadirkan dalam iOS 11.3, ketika pengguna bisa melihat proporsi konsumsi daya berdasarkan aplikasi.
Selain lima poin di atas, perbaruan pada iOS 12 dirasa berdampak cukup minor bagi penggunaan di Indonesia. Ada pula yang justru lebih menarik jika disandingkan dengan gempuran ponsel berteknologi Artificial Intelligence (AI) yang membanjiri pasaran global sejak pengujung 2017 lalu. Begitu pula dengan pengembangan pada watchOS 5 dan macOS Mojave.
Tunggu ulasan Bhinneka berikutnya, ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H