Terus menerus berkreasi, para penambang berusaha merakit dan menghasilkan GPU andalan masing-masing demi hasil penambangan yang maksimal. Secara otomatis, tingkat permintaan dan penyerapan produk kartu grafis pun ikut terdongkrak. Kelangkaan barang pun seringkali tak terhindarkan. Gejala ini yang tengah diseriusi para produsen.
AMD, salah satunya. Merek yang identik dengan dunia gamingini mengumumkan bahwa mereka menaruh perhatian khusus pada gejolak Bitcoin. Dilansir dari blog Bhinneka.com, kartu grafis kelas atas berseri AMD GPU RX Vega yang dirilis Agustus 2017 lalu langsung ludes dalam waktu singkat. Itu pun terjual dengan harga lebih mahal daripada banderol resmi. Terjadi praktik pemborongan, yang bagaimana pun juga tetap memberi keuntungan bagi brands penghasil produk.
"It's a good part of our business,"Â kata CEO AMD, Lisa Su terhadap indikasi penyerapan GPU secara besar-besaran oleh pasar penambangan Bitcoin dan mata uang terenkripsi sejenisnya. Jauh lebih kencang ketimbang sub sektorgaming, yang seharusnya merupakan sasaran utama produk ini.
Kondisi serupa juga dialami Nvidia. Hanya saja, kompetitor AMD ini tetap memberikan perhatian khusus kepada para gamers. DisampaikanPolygon.com akhir Januari lalu, mereka meminta para pemasarnya (retailers) agar mengelola stok kartu grafis sedemikian rupa, sehingga paragamers tetap mendapatkan komponen yang dibutuhkan, dengan harga yang wajar.
"We have put internal policies in effect to help safeguard our graphics card inventory so that we do not sell all of our inventory to crypto currency miners."
Mengambil contoh Nvidia GeForce GTX 1070 yang dirilis seharga sekitar USD 380 untuk pasaran internasional, kemudian naik harga lebih dari 100 persen menjadi USD 700 karena langka. Di Bhinneka pun, sedang kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H