Mohon tunggu...
ER - TE - EM WOWORUNTU
ER - TE - EM WOWORUNTU Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang mamah muda yang sangat biasa sekali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tumbuh Kembang Anak Jadi Momok bagi Para Orang Tua?

26 April 2014   13:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedikit mengulas tentang peran orang tua dan lingkungan terhadap tumbuh kembang anak. Tak jarang sekarang sekarang ini banyak sekali berita tentang kenakalan remaja, bahkan Ba Lita dan Ba Tita. Mulai dari Geng motor (untuk kenakalan tipe 'remaja'), sampai pada pelecehan sexual (untuk kenakalan tipe Ba Tita sampai batas remaja). Selain menjadi korban ( salah satunya,seperti kasus JIS yang baru baru ini jadi trending topik ), adapula yang menjadi pelaku, dimana si anak berperilaku layaknya orang dewasa. Hal seperti inilah yang membuat saya mengetik 'JUDUL' di atas.

Sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam, tumbuh kembang anak sangatlah tergantung kepada peran orang tua serta lingkungan, Yang mana mereka akan mengikuti kebiasaan yang di ajarkan atau dilakukan oleh orang tua dan lingkungannya. Dimulai dari bayi, semenjak dia dapat melihat dunia. Dengan otomatis otak anak akan merekam setiap kejadian yang terlihat dan terdengar oleh panca inderanya. Seiring berjalannya waktu, kemampuan anak akan semakin terlihat, bagaimana dia bisa menirukan dan menanggapi apapun hal. Selama peran orang tua masih berkuasa atas perkembangan mental si anak, maka dapat di pastikan paling tidak 90 % anak tersebut akan tumbuh menjadi idaman bagi orang tua masing masing. Akan tetapi seiring pula dengan kemajuan teknologi dan euforia penggila dunia, jaman seperti ini sudah bisa di anggap tidak layak lagi untuk dijadikan wadah mendidik anak. Nah terrus... apakah kita harus pindah ke planet luar gitu??..

Tentu tidak, orang tua masih bisa mengakali bagaimana caranya agar anak bisa berfikir dan berpendapat bahwasannya orang tua mereka lebih menarik daripada dunia.Itu jika kita mengacu pada pengaruh lingkungan terhadap sikap ,perilaku, dan mental anak. Proses perkembangan anak tidak lah akan menjadi momok jika kita bisa mengarahkan sesuai dengan jalur yang kita inginkan, namun seringkali banyak para orang tua yang tidak serta merta memberikan contoh real dalam memberikan suatu pembelajaran. Sebagai contoh kecil, si anak dilarang merokok sebelum usianya dirasa sudah cukup. Akan tetapi secara sengaja ataupun tidak, seorang ayah memberikan contoh yang berbanding terbalik dengan yang di katakannya 'singkat saja,dalam kesehariannya sang ayah memang punya kebiasaan merokok. Apabila si anak itu melihat dan bertanya :

'Ayah kok boleh merokok?' tanya anak

'karena ayah sudah dewasa' jawab ayah

'Berarti nanti kalo adek sudah dewasa boleh merokok kan? ..tambah si anak.

'boleh, tapi nanti ayah sama bunda yang menentukan kapan waktunya adek boleh merokok atau tidak'.jawab ayah

Dengan pernyataan di atas  apakah anda yakin si anak akan menuruti 100 % kata kata orang tuanya?.. jawabannya masih di balik awan.masih kelihatan samar samar.maybe yes , maybe no..

karena dia mungkin bisa saja beranggapan bahwa merokok tidak menimbulkan bahaya, dan selama yang dia lihat, ayahnya juga merokok dan tidak ada efek apa apa.itu yang dia tau.ditambah lagi rasa penasaran si anak yang mengira bahwa rokok itu 'enak'. Karena banyak sekali akan dia temukan bukti bukti di luar sana bahwasannya banyak kalangan seusia dia yang sudah mengenal rokok, dan menjadikannya makan pokok. It's very DANGEROUS..

Lain lagi bila sang ayah pun tidak merokok demi memberi contoh kepada si anak, karena itu bisa menjadikan pertimbangan buat anak untuk mengikuti nasihat orang tua. Itu yang saya maksud dengan memberikan contoh real, dan akan lebih sangat bagus jika kita memaparkan bahaya merokok bagi kesehatan.

Contoh tersebut hanyalah secuil dari banyak hal yang harus kita cermatkan kepada anak. Jika di jaman dahulu banyak orang tua yang melarang anak melakukan suatu hal tanpa di dasari alasan yang jelas, maka beda kasus dengan sekarang. Seorang anak tidak akan tinggal diam dengan arahan arahan yang sudah di berikan orang tuanya, karena dia tidak hanya mengarungi kehidupan dengan orang tua saja melainkan dengan teman dan guru.Dia akan memperoleh pendidikan dari sekolah, dan melihat kenyataan dunia..

Ini yang akan menjadikan kita para orang tua mengambil langkah alternatif agar si anak tidak terjerumus.Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada antara lain adalah internet. Dari internet semua orang bisa belajar banyak hal, dari internet seseorang bisa sukses, dari internet manusia bisa saja makin terpuruk dan terperosok jika tidak bisa memilah milah. Dan tugas kita adalah memberikan gambaran serta menunjukkan dampak positif plus negatif dari suatu hal.semua harus dijelaskan secara gamblang sesuai dengan bahasa yang dimengerti oleh anak. Bahkan untuk hal hal yang di anggap tabu, sebelum dia mengetahui dari dunia luar, alangkah baiknya jika kita memberitahukan dulu. Dari situ kita bisa mempengaruhi alam bawah sadar dan membentuk pola pikir anak. Dan kemungkinan besar dia juga akan menganggap bahwa orang tuanya jauh lebih menarik daripada dunia luar, karena dia telah di suguhkan berbagai macam hal baru beserta dampak dampaknya. Semakin si anak tau banyak hal dari orang tuanya, semakin dekat pula mereka dengan harapan kita.

' Berikan kepercayaan pada anak seperti kita melepaskannya saat pertama kali bisa berjalan. Tanpa kepercayaan anak tidak pernah bisa belajar '

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun