Mohon tunggu...
ER - TE - EM WOWORUNTU
ER - TE - EM WOWORUNTU Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang mamah muda yang sangat biasa sekali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Dolly, Bu Risma Butuh Dukungan Kita

13 Juni 2014   21:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masyarakat akan merasa aman dan nyaman karena sudah tidak ada lagi 'fenomena alam buatan' yang membuat nama surabaya menjadi terkenal dan tercemar.

DAMPAK NEGATIF (bagi dollyger)


  1. Jika dolly ditutup


Mereka akan kehilangan pekerjaan yang (mungkin) di cintainya. Dan meskipun sudah di buatkan wadah untuk beralih pekerjaan, dollyger ini tidak akan merasa nyaman. Dari segi 'cara berjualan' dan dari segi 'hasil' yang di dapat.

Dari segi cara berjualan, mugkin bagi mereka sangat berbeda. Dimana waktu masih menjadi pemuas nafsu, mereka dengan gampang bisa memuaskan pelanggan. Tidak perlu bersusah payah harus menyiapkan ini itu (berdasarkan opini menjurus ke logika). Sedangkan jika mereka beralih pekerjaan yang notabene sedikit merepotkan, itu membuat dollyger malas.

Dari segi hasil, jelaslah kalah saing jika bu risma menawarkan pelatihan khusus agar dollyger bisa beralih pekerjaan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tarif yang di pasang di tempat ini adalah di atas rata rata (bila di bandingkan dengan lokalisasi lain di indonesia). Meskipun tiap dollyger itu berbeda tarifnya, ya paling tidak minimal 100 ribu bisa masuk kantong untuk sekali main. Itu adalah harga yang termasuk fantastis.Dalam sehari, dollyger bisa melayani 3 sampai 4 tamu. bahkan ada yang bisa sampai 10 tamu per hari. Bayangkan berapa yang di dapat?..AMAJING..

2. Jika dolly ditutup

Para penjual rokok keliling , pemilik warung, pemilik rumah sewa, tukang parkir akan kehilangan banyak pelanggannnya. Karena hampir 100% pelanggan mereka adalah para tamu tamu yang datang. Jika tempat ini di tutup, mereka 'ngladeni' siapa ?.. Sedangkan para ex dollyger sendiri juga akan di alihkan satunya menjadi pedagang. Lah terus, akan makin banyak saingan donk.

3. Jika dolly ditutup

Akan banyak berdiri warung remang remang serta panti pijat dan salon plus plus di surabaya. Mereka akan berkeliaran dimana mana. Jalanan malam , semak semak akan dijadikan tempat bernaungnya yang baru. Salah satu contohnya adalah kawasan 'bawah jembatan tol waru dekat CITO'. Setiap malam di atas jam 21.00 WIB akan banyak berkeliaran 'maho jadi jadian'. Yang berjenis kelamin wanita tulen juga ada. Mengerikan..

Itulah dampak dampak yang akan di timbulkan apabila dolly di tutup.

Sebenarnya jika dollyger bisa berfikir positif tentu dampak negatif tidak akan mereka alami. Karena sepulang dari dolly mereka bisa belajar di tempat yang sudah di sediakan dan bisa mempraktekkannya di dalam kehidupan mereka. Dan mereka tidak akan di bayang bayangi dengan dosa, toh juga pekerjaan halal yang akan di lakoninya akan bisa dipakai sampai tua. Coba pikir jika mereka hanya punya keahlian 'memuaskan nafsu' saja? apakah mungkin pekerjaan itu akan bertahan sampai tua?.. 99 % tidak. walaupaun ada 1 % yang bertahan, tapi hasilnya juga sebanding dengan kualitasnya. Semakin tua, semakin sedikit pelanggannya, semakin murah pula harganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun