Gaji mereka berasal dari dana BOS dan juga dari yayasan. Gaji yang didapat mereka sekitar Rp 1.000.000 hingga Rp 1.500.000 tergantung masa pengabdian dan beban tugas. Masih cukup jauh dari nominal UMR Kabupaten Pati Rp 1.900.000.
Dengan kondisi yang seperti ini, tentu kami tidak melarang para guru untuk bekerja sampingan, karena memang yayasan belum mampu memberikan gaji ideal minimal UMR kepada mereka. Banyak di antara mereka yang mempunyai pekerjaan sampingan setelah KBM di sekolah.Â
Di antaranya menjadi pengajar les, membuka jasa pengetikan dan foto copy, usaha kecil-kecilan di rumah, jualan makanan dan barang-barang secara online, serta berjualan makanan, seperti cilok, batagor, dan ayam goreng di dekat alun-alun kota pati.
"Jika tidak cukup ya dibuat cukup Pak, habis ngajar anak-anak saya jualan cilok dan batagor di dekat alun-alun Pati sampe jam 8 malam, Alhamdulillah ada hasil buat tambah-tambah kebutuhan keluarga dan jajan anak, yang beli juga kadang-kadang ya murid-murid saya sendiri" Pengakuan Waluyo salah seorang guru di yayasan kami.
" Masih pas-pasan Pak dapatnya, karena saya punya anak 3, ada yang mau masuk SMA juga, tapi lumayan jualan ayam goreng dan bakso kuah bisa buat nambah biaya sekolah anak dan jajan anaklah" Ungkap Pak Firman salah satu guru senior di Yayasan kami.
" Alhamdulilah Pak, dibuat cukup saja. Antara anak yang ikut les dan bayar les tidak sebanding pak, masih banyak yang hanya ikut tapi bayarnya sukarela, tidak apa-apalah pak, yang penting ada tambahan buat beli beras dan jajan anak-anak" Pengakuan Bu Puput guru di Yayasan kami.
PENUTUP
Begitu banyak cerita sedih yang menyimpan harapan dari seorang guru honorer. Saya pribadi adalah anak dari seorang guru honorer yang hidupnya pas-pasan.Â
Di hari kemerdakaan RI yang ke 76 ini harapan guru honorer masih sama yaitu penghargaan terbaik dari pemerintah atas pengabdian yang dilakukan.Â
Semoga Pemerintah bisa memberikan perhatian khusus dan solusi terbaik yang dapat memenuhi harapan mereka. Negeri ini masih belum dikatakan merdeka sepenuhnya, jika kesejahteraan para guru honorer yang berjuang dengan ikhlas dan tanpa pamrih masih terjajah oleh kepentingan golongan/politik yang tidak memihak pada kesejahteraan mereka.