Mohon tunggu...
sukahar ahmad syafii
sukahar ahmad syafii Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer Writer

seorang cerpenis, penulis artikel ilmiah dan penyuka film anime jepang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surga Tersembunyi: Ada Asa di Balik Realita

16 Juli 2021   11:30 Diperbarui: 16 Juli 2021   20:22 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INTRODUCTION

Sejak tahun 1948, Pekan Olahraga Nasional (PON) telah diselenggarakan sebanyak 19 kali. PON XX sebenarnya akan diselenggarakan tepat tahun 2020, tapi karena adanya pandemi Covid 19, akhirnya mundur di tahun 2021. Meskipun pandemi Covid 19 di Negeri tercinta ini belum reda total, PON XX tetap diselenggarakan dengan komitmen menjalankan dan mematuhi protokol kesehatan.

Papua terpilih menjadi tuan rumah PON XX bukannya tanpa sebab dan pertimbangan yang matang, mengingat rekor penyelenggaraan PON masih dipegang oleh Ibukota DKI Jakarta dengan total 8 kali penyelenggaraan. Jarak yang cukup jauh dari Ibukota bukan menjadi halangan tetap terselenggaranya PON XX di Papua, justru menjadi sebuah keunikan yang unggul sebagai wujud kesetaraan daerah serta sebagai ajang promosi keunggulan dan keistimewaan daerah tersebut -khususnya papua– yang memang jarang sekali orang mengetahui surga Indonesia di wilayah timur ini.

Selain sebagai promosi dan showing Sumber Daya Alam yang begitu indah dan amazing bak miniatur surganya Indonesia –selain di wilayah lain-, ditunjuknya Papua menjadi tuan rumah PON XX adalah untuk menunjukkan eksistensi Papua sebagai wilayah yang unggul dan istimewa seperti wilayah lainnya di Indonesia.

Surga tersembunyi adalah julukan yang saya rasa pantas bagi Papua, karena banyak orang yang tidak begitu mengenal secara dekat, memahami secara sempurna dan mengagumi sepenuh hati seluruh resources yang dimiliki oleh Papua, baik dari pesona keindahan alamnya, keramahan, kekhasan masyarakatnya serta sejarah dan budaya unik yang membalutnya.  Benar-benar memberikan cita rasa experience yang begitu istimewa bukan ?

PAPUA, SEJARAH, NAMA DAN MAKNA 

Dok. beritapapu.id
Dok. beritapapu.id
Papua, banyak menyimpan cerita yang rasanya tidak pernah habis, selalu ada hal yang baru untuk diketahui, begitulah keistimewaan bumi cendrawasih yang menyimpan rasa ingin tahu bagi para peneliti yang mendatanginya.  Alamnya yang menyimpan banyak keindahan, dari bawah laut sampai puncak gunung. Ratusan sukunya punya budaya dan adat masing-masing. Peninggalan-peninggalan sejarah yang banyak menyimpan rahasia menjadi daya tarik luar biasa bagi para peneliti, terlebih peneliti yang terlanjur jatuh cinta terhadap bumi cendrawasih ini.

Menurut  Hari Suroto, seorang peneliti dari Balai Arkeologi Papua– sebagaimana dikutip dari detik.com- Papua berasal dari bahasa Melayu yang artinya keriting.  Tak ayal, orang-orang Papua memang memiliki rambut yang keriting. Dengar saja lagu Ehud Edo Kondologit berjudul 'Tanah Papua' yang terkenal, tertulis lirik 'hitam kulit keriting rambut, aku Papua'

Selain itu, bukti sejarah menunjukkan bahwa Papua juga berasal dari bahasa Biak. Masyarakat di Biak -pulau kecil yang terletak di Teluk Cendrawasih- menyebut Papua dengan nama 'sup-i-papwah'. Yang artinya, tanah di bawah matahari terbenam. Sebab, orang Biak melihat dataran besar -Pulau Papua - di sebelah barat tempat matahari tenggelam.

Sebagian orang juga tidak begitu paham arti dan perbedaan nama Papua dan Irian, bahkan sebagian lain mengatakan itu sama saja, Papua ya Irian, Irian ya Papua hanya beda penamaan dan latar belakang sejarah saja.  Kata Irian berasal dari bahasa Biak, yaitu Iryan yang artinya sinar matahari yang menghalangi kabut di laut. Maknanya adalah harapan bagi para nelayan Biak untuk mencapai tanah daratan Papua.  Arti lain dari nama Irian –masih dalam bahasa biak- adalah daratan panas, sedangkan bagi suku Marind di Merauke, Irian artinya adalah tanah air.

Singkat cerita, nama Irian menurut Presiden pertama  kita, Ir. Soekarno adalah suatu singkatan yang  yang kepanjangannya adalah  “Ikut Republik Indonesia Anti Netherland'. Lalu dalam perkembangannya, nama Papua pun beberapa kali berganti. Dari Irian, Irian Barat, Irian Jaya sampai akhirnya di tahun 2000, Presiden ke-4 kita yaitu Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengembalikan namanya menjadi Papua dan terus dipakai hingga sekarang.

PAPUA, TANAH SURGA NAN DIRINDU 

Bumi Cendrawasih –julukan tanah Papua-, wilayah yang terletak di ufuk timur Indonesia ini memang memiliki beragam destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Selain suku-suku pedalamannya yang tersohor dikancah internasional, Papua juga menyimpan banyak sekali keindahan alamnya.

Keunikan dan keindahan tanah papua ini, tidak hanya sebatas destinasi alamnya yang begitu natural dan indah –bikin kangen, menurut sebagian teman yang tinggal atau pernah berkunjung di sana-, namun keunikan itu berbalut harmoni dengan keaneka ragaman budaya yang dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakat Papua hingga kini.

Destinasi alam yang terkenal akan keindahanya alamnya dan sering menjadi jujukan wisatawan domestik maupun internasioanl, semisal, Danau Sentani, Raja Ampat, Teluk Triton, Lembah Baliem, Pulau Rumberpon, Pantai Bosnik, dan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.  Satwa langka seperti cendrawasih botak atau wilson bop, cendrawasih merah atau red bop, maleo waigeo, raja ampat pitohui, cekakak pita kofiau, kofiau monarch, burung rusa (cervus timorensis), kuskus, elang laut juga dugong atau duyung membuat semakin mempesona destinasi tersebut. 

Dok. detik.com
Dok. detik.com

Orang asli Papua sendiri terdiri ratusan suku. Menurut situs resmi pemerintah Papua --  ada sekitar 255 suku dimana masing-masing suku memiliki bahasanya sendiri, jumlah bahasa ini bahkan mencapai hampir 300 bahasa. Oleh karena itu banyak ahli bahasa yang mengatakan bahwa 1/5 bahasa di dunia, ada di Papua. "Tidur sudah, jang terlalu banyak tahan mata!", "Kalau su mo jalan, kas tau sa e!", dan "Sa su bilang toh? Makanya, jang kapala batu!"  adalah salah satu dialek bahasa Papua yang sering kita dengar.

Selain unik dalam budaya dan keindahan alamnya, mengutip informasi dari www.merdeka.com, Papua juga memiliki sajian kuliner yang tidak kalah enak, khas dan full sensation dengan kuliner khas nusantara lainnya, sebut saja ikan bakar manokwari yang menjadi makanan khas daerah Manokwari, kue lontar yang konon penamaan kue lontar berasal dari bahasa Belanda yaitu londtart yang berarti kue bundar, papeda terbuat dari bahan dasar sagu ini menjadi makanan pokok yang sering dikonsumsi masyarakat Papua. Rasanya yang tawar, membuat papeda sangat cocok disajikan dengan ikan bakar Manokwari, sagu lempeng camilan nikmat yang cocok disantap dengan segelas teh hangat dan aunu sanebre berbahan dasar nasi dan ikan teri goreng yang dicampur dengan irisan daun talas dan parutan kelapa.

Begitulah Papua, sederhana, indah, unik dan mengagumkan, membuat rindu ingin kembali mengunjunginya, membuat penasaran ingin menemuinya, membuat kagum setelah melihatnya, tak ingin pulang, membuat betah ada di sana. Benar memang kata orang, Papua adalah surga yang dirindu.

MUTIARA PAPUA UNTUK  INDONESIA DAN DUNIA 

Secara umum, menurut data yang disajikan oleh Sultan Alfiansyah dan Oky Bagus Prasetya – Peneliti dari FEB UGM – bahwa Papua adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan kekayaan alamnya, namun belum dikelola secara optimal. Kekuasaan beberapa pihak asing serta belum mampunya penduduk lokal dalam mengelola aset lokal Papua mengakibatkan angka kemiskinan di Papua cukup tinggi –dikutip dalam situs resmi FEB UGM-. Namun dengan adanya dukungan dari Pemerintah serta kesungguhan putra putri Papua untuk mengangkat derajat daerahnya menjadi bekal utama bagi Papua untuk dapat bersaing dengan propinsi lainnya. Ada asa dibalik realita, ada cahaya di tengah kegelapan, saatnya berubah demi masa depan lebih baik.

Tidak banyak terlihat dan terekspos memang, prestasi mutiara-mutiara Papua -dalam berbagi bidang, mulai dari pendidikan hingga olahraga- yang mengharumkan nama Papua dan Indonesia di kancah nasional maupun internasional. Banyak orang yang menganggap sebelah mata kepada mutiara-mutiara Papua ini. Diremehkan memang, tapi jika kita tampilkan satu persatu prestasi mutiara-mutiara Papua ini, membuat kita berdecak kagum.

Di dunia pendidikan, nama seperti Septinus George Saa, meraih medali emas dalam lomba riset fisika tingkat dunia atau The First Step to Nobel Prize in Physics 2004 di Inggris mengalahkan ratusan peserta dari 73 Negara, Alvionita Kogoya medali perunggu dalam World Mathematics Team Championship (WMTC) yang digelar di China tahun 2014, Leidy Herlin Rumbiak juga tercatat pernah tercatat pernah mengikuti Olimpiade Fisika pada World Physics Olympiad (WOPHO), dan beberapa nama seperti Gracia Billy Mambrasar, Rio Albert, Voni Blesia, Simon Tabuni yang tak kalah hebat berhasil mendapatkan beasiswa luar negeri, Master of Science di Said Business School, Universitas Oxford.

Di dunia entertaiment, Papua juga mempunyai sederet nama yang tidak kalah tersohornya dengan artis ibukota. Lifni Sanders, Youtuber terkenal yang kerap memberikan tips-tips soal kecantikan dan makeup, Agustine Ariella Nere, Miss Papua tahun 2006 dan aktris dalam film Timur Matahari. Olvah Alhamid , seorang model dan masuk 4 besar kontes Puteri Indonesia Papua Barat,  Yuliana Fonataba, presenter yang merupakan jebolan Putri Indonesia Papua 2018 dan Nowela Elizabeth Auparay, penyanyi berbakat jebolan Indonesian Idol. Nowela -sapaan akrabnya adalah Nowela Idol-  juga ikut memporomosikan PON XX Papua membersamai Nagita Slavina yang dinobatkan sebagai Duta PON XX Papua, meskipun ada beberapa polemik terkait penunjukan Nagita Slavina sebagai Duta Pon XX Papua yang beredar saat ini, namun nama-nama publik figure asli Papua juga dilibatkan dalam semarak dan sosialisasi PON XX Papua ini.

Dok. detik.com
Dok. detik.com

 Dunia olahraga, tidak asing bagi kita, Raema Lisa Rumbewas. Atlet angkat besi beribu prestasi, terbukit dengan disabetnya dua medali perak untu Indonesia, yaitu saat tampil di Sydney 2000 dan Athena 2004, sedangkan pada Olimpiade Beijing 2008 dan di Santo Domingo 2006, Lisa menyumbang medali perunggu. Serafi Anelies Unani peraih medali emas pada SEA Games 2011 di Palembang, dan satu lagi nama yang cukup terkenal di dunia sepak bola Indonesia, Boaz Theofilius Erwin Solossa atau yang lebih sering dikenal Boaz Solossa adalah pemain sepak bola berprestasi dan termasuk punggawa di Timnas Indonesia. Saat ini Boaz bersama dengan Nagita dan Nowela Idol ditunjuk sebagai duta PON Papua XX sebagai publik figur yang akan memperkenalkan keunikan dan keindahan Papua kepada publik.

SELAMA ADA ASA, SEMUA AKAN BISA

Bumi Cendrawasih nan elok bak surga dunia ini, kian hari, bulan dan tahun semakin menunjukkan jati dirinya sebagai propinsi yang setara dengan propinsi lain di Indonesia. Ditapuknya Papua sebagai tuan rumah ajang empat tahunan olahraga paling bergengsi di Indonesia ini adalah salah satu bukti bahwa Papua bisa, sebab Papua punya asa untuk menjadi luar biasa.

Papua, selain menjadi tuan rumah PON XX, Papua juga menjadi peserta PON XX itu sendiri, tentu segala persiapan harus benar-benar matang, baik dari mulai sarana prasana, keamanan hingga kesehatan –total 6484 atlit dari 34 Propinsi di Indonesia yang akan ikut meramaikan PON XX- terlebih Negeri tercinta ini masih berjibaku menghadapi pandemi Covid 19 yang mengalami peningkatan.  Menurut sindonews.com, Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali mengatakan bahwa persiapan PON XX di Papua berjalan lancar dan sesuai rencana, semua panitia sibuk dan sungguh-sungguh dalam menyiapkannya. Menurut Yunus Wonda, ketua harian PB PON –sebagaimana dikutip  antaranews.com-  persiapan PON XX berjalan lancar dan sudah mencapai 90% lebih.

Dok. sport.detik.com
Dok. sport.detik.com

Sibuk menjadi tuan rumah PON XX tidak mengurangi konsentrasi Papua untuk menyabet mayoritas mendali dari cabang olahraga yang ada. Menurut KONI Papua –dikutip dari sports.okezone.com- latihan digenjot terus, imun juga dikuatkan, Papua siap berprestasi di ajang PON XX.

Di dunia ini memang tak ada yang sempurna, karena kesempurnaan adalah milik Sang Pencipta alam ini, Papua adalah bagian dari kesempurnaan Negeri Indonesia tercinta ini, menjadi satu dalam darah dan tulang Indonesia, tidak ada pembeda atau perbedaan, karena semuanya adalah NKRI, menjadi satu untuk sempurna, menjadi surga yang diidamkan, itulah Papua sebuah bumi milik Indonesia yang penuh cerita, cinta, asa dan karya.

#PondemiKompetisiBlog

#PONDEMI

#MentariHarapanBaruDariTimur

#PapuaHebat

#TorangBisa

#SurgaTersembunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun