Mohon tunggu...
azmi syahputra
azmi syahputra Mohon Tunggu... Dosen - universitas trisakti jakarta

ayah, suami, gurunya mahasiswa, dan manusia biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Musafir

30 Maret 2018   19:11 Diperbarui: 30 Maret 2018   19:19 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah kehidupan yang pada dasarnya semua orang adalah pejalan dalam dunia ini dari sebuah estafet  kehidupan , manusia adalah musafir, dalam fase perjalanannya , sebagai tempat transit manusia pertama adalah dalam buaian ibunya dan landing terakhir secara dunia dalam pusara(tiang lahad). Umur adalah jarak tempuh perjalanan setiap manusia yang sudah diberikan jatah kuotanya, sedangkan bergantinya tahun, bulan dan hari adalah bagian dari waktu tempuh yang harus dilewati... karenanya waktu adalah umur manusia .. umur  adalah  modal dasar utama manusia

Dalam mengarungi perjalanan musafir tentunya tidak terlepas menghadapi zona kemudahan maupun kesulitan, dalam perjalanan yang mudah tentunya manusia akan lebih ringan dan bahagia menghadapinya karena antara harapan dan kenyataannya sama, ini dimiliki oleh orang orang  yang terpilih dan terus  menjaga serta memantaskan benteng dirinya. Disisi lain akan ada pula ditemui  perjalanan yang sulit, berbahaya  atau melewati suatu daerah yang melewati zona daerah berbahaya, wabah penyakit,   disinilah musafir harus menyesuaikan keadaan, beradaptasi dengan keadaan, berusaha lebih keras,  sehiggga  fungsi akal dan hati menjadi peran penting dalam perjalanan ini.

Setiap orang yang dalam perjalannnya dibisikkan oleh niat /nafsunya berbuat tidak baik lalu mampu menyingkirkannya/menghindarinya karena berharap kasih Tuhannya, sayang dengan dirinya maka sejatinya  bertambahnlah kesalehan, kebajikan dan ketaqwaan musafir tersebut.

Karena perbuatan dan cara buruk yang dalam bentuk syahwat adalah perampok di dalam perjalanan musafir, perampokan merupakan  produk berupa "racun yang mematikan" dan modus mental  pencuri. mental pencuri selalu culas, karena dia merasa milik orang lain adalah kepunyaannya, ingin dimilikinya dengan cara mudah, instant , jika dalam perjalanan mu menemukan ini maka segeralah balik arah layar mu kembali pada fitrah mu ,kau akan tertipu jika kau larut, kau akan tersesat dengan watak berisi racun mematikan ini.  Ia ibarat fatamorgana mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat dari mu.  

Sehingga akan ada dua golongan musafir. Bagi Musafir yang lengah dalam perjalanan pada akhirnya akan merugi dan menghadapi duka cita tiada akhir  dan Menjadi musafir yang untung dan unggul bagi musafir yang melewati perjalanan dan menghaabiskan kouta hidupnya dengan keberkahan, kasih sayang , ridho dan berkah memberkahi  perbuatannya  

Karenanya mari sadar dan memanfaatkan waktu dengan baik, banyaklah bersyukur ,PERGUNAKAN SISA-sisa usia dengan melakukan kegiatan kegiatan yang membawa manfaat itulah hidayah, hidayah bersyukur  merupakan nikmat baru yang wajib disyukuri dengan cara  membagi bekal hikmah  kepada  SEBANYAK BANYAK MUSAFIR yang menjadi para pejalan dalam kehidupan  dan pada mahluk  lainnya  hingga  meminimalkan para pejalan tersesat dan terjatuh atau setidaknya ia tahu dimana posisi letak perjalanannya guna melanjutkan perjalanan di arah yang benar  .. dan lakukanlah kebaikan ini hingga tak ada akhirnya ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun