Itulah kehidupan yang pada dasarnya semua orang adalah pejalan dalam dunia ini dari sebuah estafet kehidupan , manusia adalah musafir, dalam fase perjalanannya , sebagai tempat transit manusia pertama adalah dalam buaian ibunya dan landing terakhir secara dunia dalam pusara(tiang lahad). Umur adalah jarak tempuh perjalanan setiap manusia yang sudah diberikan jatah kuotanya, sedangkan bergantinya tahun, bulan dan hari adalah bagian dari waktu tempuh yang harus dilewati... karenanya waktu adalah umur manusia .. umur adalah modal dasar utama manusia
Dalam mengarungi perjalanan musafir tentunya tidak terlepas menghadapi zona kemudahan maupun kesulitan, dalam perjalanan yang mudah tentunya manusia akan lebih ringan dan bahagia menghadapinya karena antara harapan dan kenyataannya sama, ini dimiliki oleh orang orang yang terpilih dan terus menjaga serta memantaskan benteng dirinya. Disisi lain akan ada pula ditemui perjalanan yang sulit, berbahaya atau melewati suatu daerah yang melewati zona daerah berbahaya, wabah penyakit, disinilah musafir harus menyesuaikan keadaan, beradaptasi dengan keadaan, berusaha lebih keras, sehiggga fungsi akal dan hati menjadi peran penting dalam perjalanan ini.
Setiap orang yang dalam perjalannnya dibisikkan oleh niat /nafsunya berbuat tidak baik lalu mampu menyingkirkannya/menghindarinya karena berharap kasih Tuhannya, sayang dengan dirinya maka sejatinya bertambahnlah kesalehan, kebajikan dan ketaqwaan musafir tersebut.
Karena perbuatan dan cara buruk yang dalam bentuk syahwat adalah perampok di dalam perjalanan musafir, perampokan merupakan produk berupa "racun yang mematikan" dan modus mental pencuri. mental pencuri selalu culas, karena dia merasa milik orang lain adalah kepunyaannya, ingin dimilikinya dengan cara mudah, instant , jika dalam perjalanan mu menemukan ini maka segeralah balik arah layar mu kembali pada fitrah mu ,kau akan tertipu jika kau larut, kau akan tersesat dengan watak berisi racun mematikan ini. Ia ibarat fatamorgana mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat dari mu.
Sehingga akan ada dua golongan musafir. Bagi Musafir yang lengah dalam perjalanan pada akhirnya akan merugi dan menghadapi duka cita tiada akhir dan Menjadi musafir yang untung dan unggul bagi musafir yang melewati perjalanan dan menghaabiskan kouta hidupnya dengan keberkahan, kasih sayang , ridho dan berkah memberkahi perbuatannya
Karenanya mari sadar dan memanfaatkan waktu dengan baik, banyaklah bersyukur ,PERGUNAKAN SISA-sisa usia dengan melakukan kegiatan kegiatan yang membawa manfaat itulah hidayah, hidayah bersyukur merupakan nikmat baru yang wajib disyukuri dengan cara membagi bekal hikmah kepada SEBANYAK BANYAK MUSAFIR yang menjadi para pejalan dalam kehidupan dan pada mahluk lainnya hingga meminimalkan para pejalan tersesat dan terjatuh atau setidaknya ia tahu dimana posisi letak perjalanannya guna melanjutkan perjalanan di arah yang benar .. dan lakukanlah kebaikan ini hingga tak ada akhirnya ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H