Kau rela tidak tidur semalaman hanya demi merawatku yang tengah terbaring sakit.
Aku melihat raut wajahmu yang lelah, lelah setelah seharian kau mencari nafkah untuk keluarga, namun kau berusaha untuk tak memperlihatkannya di depan putra putrimu.
Kau selalu tersenyum, meskipun aku tak tahu bagaimana suasana hatimu kala itu, mungkin kau menyimpan sejuta kesedihan yang tak seorangpun tahu.
Ayah,
Aku sadar..
Begitu banyak dosa dan kesalahan yang pernah aku perbuat kepadamu, hingga aku pernah membuat air matamu mengalir membasahi kulit pipimu yang renta.
Ayah,
Jujur, aku pernah malu mempunyai ayah sepertimu, yang hanya berpakaian sederhana ketika menjemputku sepulang sekolah, maafkan aku...
Aku pernah malu ketika aku harus menceritakan kepada teman-temanku tentang pekerjaanmu yang tidak sepadan dengan ayah mereka..
Ayah...
Ayah, maafkan aku..