Mohon tunggu...
Asni Aja Nur
Asni Aja Nur Mohon Tunggu... -

Like traveling, reading, eating and dreaming :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mimpi Kuliah di Luar Negeri

28 April 2012   14:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:00 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_174154" align="alignleft" width="300" caption="http://klikmenurutsaya.blogspot.com"][/caption] Setiap orang pasti memiliki mimpi yang terkadang sulit untuk digapai. Mungkin kisah saya ini bisa memberikan inspirasi bagi yang ingin mengejar mimpi kuliah di luar negeri dengan beasiswa tentunya. Dari SMA saya mempunyai mimpi untuk bisa kuliah S2 di luar, mengapa harus S2? karena saya tahu kemampuan bahasa inggris saya masih sangat tidak mahir. Dengan berbekal mimpi saja, saya tahun harapan itu sulit untuk terwujud jika tidak ada usaha yang lebih. Kesempatan terbuka lebar ketika saya masuk kerja di salah satu kantor pemerintah. Salah satu keuntungan menjadi PNS adalah menjadi target prioritas dari negara pemberi beasiswa karena sudah ada kerjasama G to G atau Government to Government. Tibalah saatnya saya berpikir bahwa saya harus berusaha keras mendapatkannya. Lagi-lagi saya pesimis karena bahasa inggris saya masih saja jelek, padahal untuk bisa diterima beasiswa khususnya beasiswa dari pemerintah Australia (ADS) dibutuhkan TOEFL minimal 500 atau IELTS minimal 5. Dan TOEFL saya hanya berkisar 450. Hal pertama yang saya lakukan adalah membuat POSTER "isinya adalah tujuan belajar saya dan nilai TOEFL/IELTS yang harus saya capai". Lalu saya tempel di dinding agar bisa saya lihat setiap hari. Salah satu negara yang menjadi tujuan belajar saya adalah Australia. Ada alasan kenapa memilih negara ini karena banyak kawan di kantor yang sudah di terima di sini, mendapatkan fasilitas yang memuaskan dan hal yang sangat saya harapkan adalah kita dikursuskan dulu sebelum berangkat. Saya tidak pernah menyerah dengan mimpi saya walaupun itu kelihatannya mustahil. Sebelum saya apply banyak yang meragukan kemampuan saya, karena kekurangan saya dalam bahasa, prestasi yang biasa-biasa saja, nggak pintar-pintar amat, Berbeda sekali dengan teman-teman yang apply yang mempunyai kemampuan lebih dan pintar. Tapi saya selalu yakin bahwa Allah tidak pernah menyia-yiakan setiap usaha dan doa kita bukan makanya saya nekad saja mendaftar beasiswa Australia. Dan kalau boleh dibilang untuk bisa mendapatkan minimal nilai IELTS, membuat statement of purpose dan mengisi form sudah saya lakukan setahun sebelumnya. Kalau orang lain yang memiliki kemampuan yang lebih tentu saja tidak perlu berusaha terlalu keras, tapi kalau saya yang mempunyai kadar rata-rata maka harus berusaha lebih (Going to the Extra Miles). Berusaha lebih, meluangkan waktu lebih, dan berdoa lebih. Dengan proses seleksi yang cukup ketat, saya lulus dalam proses seleksi administrasi. Dan selanjutnya adalah seleksi IELTS dan wawancara. Pendaftar dalam beasiswa ADS adalah 4000 orang dan hanya 400 orang yang akan di terima nantinya. Hal yang membuat saya nervous adalah proses wawancara yang akan dilakukan oleh dua orang profesor, yang satu dari Australia dan satu lagi dari Indonesia. Dan anehnya pada saat yang sama ibu saya harus masuk rumah sakit, cobaan apa lagi ini pikir saya. Dan lagi-lagi Allah sepertinya menguji kesabaran dan keteguhan saya. Selama proses ini memang cobaan dariNya silih berganti salah satunya adalah serangan stroke kepada ibu saya. Dan inilah yang menjadi motivasi saya untuk bisa sukses pertama kalinya. Dari yang awalnya diragukan dari rekan-rekan saya maka antusiasme saya tumbuh bersama kesedihan-kesedihan saya. Karena saya tahu Allah memberikan kesedihan setelah itu pasti ada kebahagiaan. Alhamdulillah, proses wawancara berjalan lancar, maksimal saja untuk ngomong bahasa inggris semoga mereka mengerti pikir saya hehe. Saya pun hanya tawakal sekarang, kalau di terima berarti sudah rejeki dan kalau belum berarti coba lagi tahun depan. Tapi entah mengapa saya ingin sekali di terima tahun ini dan hanya ingin sekali mencoba. Beasiswa ini ingin sekali saya persembahkan kepada Ibu saya yang saat itu sedang sakit, terus terang saja saya jadi kurang belajar saat itu untuk bisa merawat Ibu. Tapi sekali lagi saya percaya akan kekuatan doa seorang Ibu, setiap hari saya meminta doa darinya. Sebuah keajaiban saya di terima beasiswa ADS dari 26 orang yang mendaftar dari kantor hanya 9 orang yang di terima. Dan saya adalah salah satu orang yang terpilih dari 4000 orang yang mendaftar. Alhamdulillah, Allah memberikan hadiah yang manis setelah cobaan yang begitu berat. Benar memang seperti apa yang diucapkan Ust. Salman di film Negeri 5 Menara "Bukan yang tajam yang menang tapi yang bersungguh-sungguh" Saya tahu ini barulah awal dan masih harus menjalani kursus bahasa inggris di Jakarta selama enam bulan agar nilai IELTS yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Masih panjang perjalanan untuk bersungguh-sungguh dan menjalani kuliah di sana nantinya. Semoga Allah selalu meridhoi langkah ini. "Bermimpilah yang tinggi, alam dan sang Maha Pencipta akan mendengar, kita hanya perlu berusaha dan berdoa lebih dan suatu saat mimpi-mimpi itu akan menghampirimu" "Fighting....fighting...fighting" Aznee

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun