Mohon tunggu...
Endah Kusumaningrum
Endah Kusumaningrum Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Scripta manent, verba volant

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bersinergi Membangun Indonesia dari Usia Dini

4 Juni 2014   05:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14018088492103661816

Selasa, 27 Mei 2014
Hari ini kami (keluarga besar Rumah Kreatif Wadas Kelir) datang diundang ke sebuah acara seminar “Pelatihan Kreatif Mendongeng bersama Kak Tedy dari Kampung Dongeng Indonesia” di Gedung Serbaguna kampus STAIN Purwokerto.
Acara yang diagendakan dimulai pukul 08.00 itu ternyata tetap Indonesia bangett: ngaret. Sekitar pukul 9.00 acara barulah dibuka oleh pembawa acara, belum lagi suguhan-suguhan kreatif dari anak-anak RKWK yang disambut tepuk tangan meriah itu berlanjut hingga pukul 10.00. Jadilah pelatihan hari ini dimulai setelahnya.
Anak-anak RKWK yang sebelumnya pernah bertemu dengan Kak Teddy di acara yang hampir sama dengan agenda yang hampir sama pula (anak-anak RKWK tampil sebagai penghibur acara) yakni acara pelatihan mendongeng yang diselenggarakan oleh Kampung Dongeng Purwokerto asuhan Bunda Wiwik di RM Duyung. Bisa bertemu dengan Kak Teddy sekali lagi membuat anak-anak RKWK senang sekali, mereka terlihat begitu akrab dengan beliau, tak ada rasa canggung terpancar dari raut mereka.
Kak Teddy memang berhasil menguasai suasana, dongeng dan celotehnya begitu mengena tak hanya bagi anak-anak RKWK, tapi juga bagi seluruh peserta seminar yang notabenenya sudah berusia remaja hingga dewasa. Kami semua larut dalam tawa, permainan, dan dongeng yang diceritakan Kak Teddy. Duhh, Kak Teddy kok jago banget sihh..
Di awal acara Kak Teddy mendongeng tentang seekor ayam jantan yang gemar bangun pagi. Dongengnya sangat singkat (jika dinarasikan dalam bentuk tulis, dongeng tersebut isinya tak lebih dari selembar), tapi Kak Teddy luar biasa, bisa mendongengkannya selama tak kurang dari satu jam. Bayangkan betapa banyak improvisasi yang harus dilakukannya? Kalau tak terbiasa, tak mungkin bisa. Dijamin mati kutu mati rasa dehh. Hihihi
Begitulah beliau ada di sini, di acara pelatihan mendongeng yang diselenggarakan oleh HMPS PGMI STAIN Purwokerto, untuk berbagi ilmu bagaimana menjadi seoranga pendongeng yang baik, yang menarik, yang sukses (menyampaikan dongeng).
Seringkali kita bertanya-tanya, untuk apa sih mendongeng? Masih jaman ya? Anak-anak sekarang kan bisa disuguhi tontonan-tontonan edukatif yang lebih menarik, lebih variatif, bahkan lebih terjangkau. Ya, memang benar, kemajuan teknologi saat ini membuat persebaran informasi makin mudah diakses oleh masyarakat luas, termasuk informasi sebagai sarana edukasi, seperti kartun-kartun edukatif, games edukatif, film edukatif, dll. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa manusia adalah homo fabulans (makhluk penyuka cerita) anak-anak sangat menyukai cerita (dongeng). Hal tersebut terjadi karena seseorang menikmati kata-kata yang ada pada dongeng. Imajinasi sedang bekerja di benak masing-masing anak ketika mendengarkan dongeng,
Selain sebagai homo fabulans, anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang menyukai bermain). Plato pada masa 300 SM telah menyatakan bahwa betapa pentingnya bermain bagi dunia anak-anak. Bagi anak-anak, kegiatan belajar, bermain, dan bekerja mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Menghentikan anak dari dunia permainan sama seperti menghentikan perkembangan intelektualnya. Maka, betapa match nya ketika kita bisa menyuguhkan dua hal (permainan dan cerita) dalam sebuah kemasan menarik pada anak-anak: dongeng. Cerita ringan tersebut telah berisi bermacam nutrisi, baik nilai moral, sosial, edukasi bagi anak-anak. Dongeng dapat dijadikan sebagai jalan masuk orang dewasa ke dalam dunia nalar anak.
Setelah tahu betapa pentingnya mendongeng, kita tak lantas mahir mendongeng. Sering kita merasa tak percaya diri mendongeng di depan anak-anak. Bahkan mengatakan bahwa kita tidak bisa mendongeng. Duhh, itu paradigm yang salah ternyata. “Semua orang adalah pendongeng yang baik” kata Kak Teddy. Asal ada kemauan, rasa percaya diri, dan persiapan cerita, kita pasti bisa mendongeng dengan baik (walaupun tak sebaik masternya, hehe, kita harus belajar dan belajar terus!).
Ada tiga teknik dasar mahir mendongeng yang dibeberkan Kak Teddy siang tadi. Pertama, cerita, kita harus prediksikan durasi cerita. Seperti yang dilakukan Kak Teddy tadi, ia bisa bercerita sejam dengan dongeng yang aselinya amat pendek. Maka, kita harus pandai-pandai berimprovisasi atau mengkreasikan cerita (duuh, gimana caranya? Nahh, inilah fungsinya mengasah imajinasi). Kedua, suara, agar makin menarik, variasikan suara kita sebagai ilustrasi cerita dan penokohan dongeng. Kak Teddy juga mengajari peserta pelatihan untuk mengkreasikan suaranya, seperti suara ayam jago, suara anjing, dan macama-macam variasi suara lainnya. Ketiga, gerakan (gesture dan ekspresi), tidak menarik bukan jika kita melihat orang mendongeng tanpa ekspresi dan gerak. Begitulah yang diajarkan Kak Teddy, beliau mendongeng dengan begitu ekspresif dan aktif. Jingkak sana, jingkrak sini, sampai berkeringat. Mungkin itu ya rahasia awet mudanya Kak Teddy? Hehehe
Hari ini sungguh banyak sekali pengalaman dan ilmu-ilmu baru dan bermanfaat yang Kak Teddy dan seluruh peserta seminar berikan. Semoga ilmu, pengalaman, dan niat kita bisa saling bersinergi untuk membangun Indonesia yang lebih baik mulai dari generasinya yang paling dini. Dengan dongeng tentu saja…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun