Argentina bukanlah pendatang baru dalam gelaran piala dunia. Kiprah tim tango ini telah dikenal luas, dua kali juara piala dunia pernah disabetnya (tahun 1986 dan 1978). Dalam ranking FIFA, Argentina menduduki peringkat lima setelah Portugal. Selain itu, bukan rahasia, Argentina selama ini adalah tempat dimana para pemain bintang, pemain kelas dunia dilahirkan.Â
Kita mengenal nama-nama pemain kelas dunia berkebangsaan Argentina seperti Diego Maradona, Mario Kempes, Gabriel Batistuta, Claudio Lopez, Hernan Crespo hingga salah satu pemain termahal dunia saat ini; Lionel Messi.
Namun bukan berarti, tim legenda sekelas Argentina dengan bertaburnya pemain bintang kelas dunia, tak bisa dikalahkan. Dalam pertandingan melawan Kroasia pada Jumat (22/6), Argentina takluk dengan skor yang cukup memilukan; 0-3. Dan ini menjadi sejarah pertama kekalahan telak Argentina di fase grup selama tampil di Piala Dunia sejak 1958.Â
Serangan demi serangan yang dilancarkan skuad Argentina, tak juga mampu menggoyahkan pertahanan The Blazer, Kroasia. Hingga Lionel Messi dan kawan-kawan bermain cukup emosional menjelang akhir pertandingan. Tim Tango pun mau tak mau harus menelan pil pahit kekalahan, serta harus mengakui keunggulan tim asuhan Zlatko Dalic itu.
Kuda Hitam Punya Sejarah
Skuad Kroasia bukanlah tim baru dan patut diperhitungkan dalam sejarah piala dunia. Di piala dunia 1998, Kroasia tampil menjadi underdogs yang berhasil mengalahkan beberapa tim unggulan asal Eropa.Â
Di babak 16 besar pada piala dunia 1998, Kroasia berhasil mengalahkan Jerman dengan skor telak; 3-0. Perolehan ini memaksa Tim Panser pulang kampung lebih awal. Saat itu Kroasia hanya takluk dengan Perancis di babak semifinal. Namun berhasil mengalahkan Belanda dengan skor 2-1 dan pulang dengan meraih juara ketiga piala dunia 1998.
Kroasia saat itu digawangi oleh pemain legendaris; Davor Suker (Real Madrid), Robert Jarni (Juventus), Zvonimir Boban (AC Milan), dan Alen Boksic (Lazio) mampu mengejutkan publik walau sebelumnya tak pernah diunggulkan.Â
Pemain-pemain legendaris ini pernah menjuarai Piala Dunia U-20 saat masih bersama Yugoslavia. Namun sepeninggalnya kepemimpinan Joseph Broz Tito, terjadi "Balkanisasi", Kroasia melepaskan diri dari Yugoslavia dan memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1991. Dan piala dunia 1998 adalah puncak dimana mereka bermain atas nama Kroasia, sebuah era dimana kombinasi antara keahlian bermain sepakbola dengan spirit nasionalisme yang baru tumbuh. Sehingga mereka ingin menunjukan kepada warga dunia bahwa Kroasia layak diperhitungkan.
Walau demikian, dalam dua Piala Dunia selanjutnya, Kroasia tampil buruk. Mereka tak lolos dalam babak grup Piala Dunia 2002, dan juga 2006. Bahkan Kroasia absen dalam gelaran terakhir di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Akan tetapi, ada sebuah pepatah Balkan kuno berujar: "Apa yang menimpa kakekku akan menimpaku juga. Maka sebelum menimpaku aku harus bertindak". Mengingat pepatah ini, Kroasia tak ingin kembali gagal layaknya di tiga gelaran piala dunia yang lalu. Tim asuhan Zlatko Dalic ini bertindak lebih dulu, mencetak kemenangan besar dan mengalahkan tim elite dunia di awal babak penyisihan.