Saat ini perekonomian Indonesia masih ditopang oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Data Bank Indonesia mencatat dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen.
Angka ini juga menjadikan UMKM sebagai leading sector penyerap tenaga kerja terbesar di Tanah Air. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada 2016 sektor UMKM mendominasi 99,9 persen unit bisnis di Indonesia dan mampu menyerap hampir 97 persen tenaga kerja Indonesia. Dari angka tersebut, jenis usaha mikro paling banyak menyerap tenaga kerja hingga 87 persen. Sementara usaha besar hanya dapat menyerap 3,3 persen.
Namun besarnya peranan UMKM ini dalam perekonomian Indonesia tak terlepas dari berbagai fasilitas yang dapat mendorong perkembangan UMKM. Salah satu fasilitas yang memiliki peranan peranan penting bagi kemajuan UMKM ialah fasilitas kredit.
Hingga November 2016 data Bank Indonesia menyebutkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp86,59 triliun telah disalurkan. Jumlah tersebut telah mencapai sekitar 86,6 persen KUR yang terserap dari target Rp 100 triliun selama 2016.
Dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi penyalur terbanyak dengan Rp 64,36 triliun atau sekitar 74,3 persen KUR yang telah disalurkan oleh BRI. BRI memang menargetkan 80 persen portofolio pembiayaan berasal dari UMKM. Langkah yang sangat strategis untuk kemajuan perekonomian Indonesia.
Bahkan BRI bukan hanya sekedar memberikan fasilitas kredit, namun juga memberikan pembinaan dan inovasi pelayanan kepada UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya sehingga memiliki daya saing yang lebih baik.
Platform E-Pasar BRI misalnya, sangat membantu pelaku usaha mikro dan kecil untuk cepat mengikuti perkembangan zaman dan melakukan berbagai perubahan, terutama pembinaan dan pelayanan dalam hal mengadopsi kemajuan teknologi di era digital saat ini.
Di dalam E-Pasar BRI, pedagang pasar dan pembeli mendapatkan fasilitas dan layanan berupa pembaruan informasi mengenai harga dan stok komoditas di pasar, baik tingkat lokal, regional, maupun nasional. Serta dapat pula melakukan transaksi jual-beli secara online.
Begitu juga dengan layanan E-UMKM Interactive yang dapat diakses di BRI Digital. E-UMKM BRI merupakan aplikasi teknologi layar sentuh untuk mengakses informasi produk-produk UMKM mitra Bank BRI dari seluruh provinsi di Indonesia, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi jual beli secara online dan display produk UMKM secara virtual menggunakan teknologi video mapping.
Inovasi layanan ini sangat membantu UMKM dalam melakukan promosi produk serta memfasilitasi mereka untuk masuk ke dalam bisnis e-commerce yang sedang melesat akhir-akhir ini.Â
Layanan ini memiliki peranan penting untuk kemajuan UMKM di Tanah Air, mengingat untuk mendorong perkembangan sektor UMKM tak mudah, ada banyak hal yang perlu ditingkatkan salah satunya metode pemasaran di tengah kemajuan teknologi digital saat ini. Inovasi layanan ini membantu UMKM untuk mampu memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini di tengah munculnya fenomena ekonomi digital atau e-commerce.
Bukan hanya itu, melalui layanan BRILink Bank BRI berperan besar meningkatkan inklusi keuangan nasional. Sampai dengan akhir 2016, tercatat sejumlah 84.550 agen BRILink telah dimiliki oleh Bank BRI, atau naik 68,2% dibandingkan jumlah agen BRILink Desember 2015 sejumlah 50.259 agen. Jumlah tersebut setara dengan jumlah desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.Â
Sepanjang tahun 2016, agen BRILink mencatatkan 317,55 juta transaksi atau naik 382% year on year (yoy) dengan volume transaksi senilai Rp 139,1 Triliun, atau naik 287,5% (yoy).
BRILink adalah aplikasi mobile yang digunakan oleh agen BRILink dengan menggunakan internet sebagai jalur komunikasi transaksinya di mobile device seperti smartphone/tablet yang berbasis android.
Dengan adanya BRILink, menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan bahwa indeks inklusi keuangan Indonesia meningkat dari 59,74 persen pada 2013 menjadi 67,82 persen pada 2016. Indeks literasi keuangan nasional pun meningkat menjadi 29,66 persen pada 2016, dibanding tiga tahun sebelumnya yang hanya mencapai 21,84 persen.
Semakin tingginya inklusi keuangan (meratanya akses keuangan) maka kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi juga semakin meningkat. Apabila partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi semakin meningkat, hal ini jelas akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan pengentasan kemiskinan.
Dengan langkah yang strategis untuk tetap berfokus pada UMKM dan komitmen untuk terus melakukan inovasi layanan sesuai dengan tuntutan zaman, terbukti BRI telah mampu menjadi motor penggerak dan menjaga denyut perekonomian nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H