Mohon tunggu...
Yuli Riswati (Arista Devi)
Yuli Riswati (Arista Devi) Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnalis

Purple Lover. I am not perfect but I am unique.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Ketika Maestro Arbain Rambey Berbagi Rahasia Foto

24 Desember 2015   07:48 Diperbarui: 24 Desember 2015   12:59 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arbain Rambey (video.kompas.com)

Ilmu dari Sang Maestro Fotografi 

Cuaca mendung di musim dingin seakan tak mampu menghapus keceriaan puluhan wajah Buruh Migran Indonesia (BMI) yang sedang berada di aula gedung Bank Negara Indonesia di Hong Kong. Mereka adalah anggota Indografer, sebuah komunitas yang menjadi wadah bagi BMI HK pecinta fotografi. Pada hari Minggu (13/12) itu mereka berkesempatan untuk menerima tranfer ilmu dari salah satu maestro potografi Indonesia; Arbain Rambey.

Pada era digital yang penuh informasi seperti sekarang ini, siapa yang tak mengenal istilah fotografi? Maraknya meme (gambar lucu) dan trend foto selfie juga hadirnya berbagai media sosial yang mendukung dan mempermudah kegiatan berbagi gambar/foto menjadi bukti bahwa masyarakat luas sudah tak asing lagi dengan urusan foto memoto. Begitu pula dengan sebagian BMI Hong Kong yang pada beberapa tahun terakhir ini mulai menjadikan fotografi sebagai bagian dari kegiatan untuk mengisi hari liburnya. Hal ini bisa dilihat dari adanya berbagai workshop, pameran dan perlombaan fotografi baik yang diadakan oleh komunitas BMI sendiri ataupun komunitas warga lokal di Hong Kong. 

Belajar Fotografi Itu Tidak Rumit 

Meski sekadar hobi, kegiatan belajar fotografi tidak cukup sebatas memegang kamera dan jepret sana sini tapi lebih dari itu juga butuh kemampuan berpikir lebih dan asupan gizi berupa ilmu fotografi yang bisa didapatkan dari internet, buku-buku atau disampaikan oleh fotografer-fotografer yang telah lebih mumpuni dan berpengalaman di dunia fotografi. Salah satu fotografer yang menjadi inspirator sekaligus motivator tersendiri di kalangan BMI Hongkong pecinta fotografi adalah Arbain Rambey, fotografer senior koran harian Kompas.

Fotografer kenamaan yang lahir di Semarang ini banyak disukai karena pada setiap ulasan materi fotografi yang disajikannya (di kolom potografi Kompas, YouTube juga berbagai laman media sosial lainnya) bisa mengupas tuntas pokok bahasan dengan cara yang mudah, ringan dan santai sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa teori fotografi itu terlalu rumit dan terlalu berat untuk dipahami. Maka tak berlebihan jika merupakan suatu keberuntungan dan ada rasa bahagia meliputi saya dan teman-teman yang menghadiri 'Workshop Potography Arbain Rambey' persembahan Indonesian Club, secara sudah mendapat kesempatan untuk bertemu dan mengenal lebih dekat sosok maestro yang ternyata berkepribadian menyenangkan dan memiliki pemikiran 'out of the box'. 

Empat Teori Dasar, Foto Moment (Foto Aman) dan Foto Bagus 

Pada workshop sehari yang terbagi dalam dua sesi tersebut selain memaparkan tentang empat hal pokok yakni; Teknis, Posisi, Komposisi dan Moment yang menjadi pilar dasar fotografi, baik bagi jurnalis, fotografer profesional maupun setiap orang yang sekadar menggemari fotografi. Pria yang ramah dan pandai melontarkan joke ini juga menyampaikan perihal kategori foto aman (foto moment) dan foto bagus yang dalam setiap sesi pemotretan sebaiknya tidak dilewatkan oleh para fotografer.

Dijelaskan dengan sederhana bahwa foto aman atau foto moment ialah foto yang lebih mengutamakan pengambilan gambar moment terpenting dahulu dengan mengabaikan kualitas gambar. Sebab moment penting yang tak bisa diulang itulah yang nantinya bisa membuat foto dapat bernilai tinggi. Sedangkan foto bagus ialah foto yang proses pengambilan gambarnya lebih mengutamakan kualitas atau dengan mengatur kamera terlebih dahulu agar bisa mendapatkan gambar terbaik dari semua sisi pemotretan dan tentunya sesuai target/tujuan penggunaan foto nantinya. Dalam hal ini Arbain juga menyarankan untuk lebih memudahkan pengambilan gambar, sebaiknya fotografer menggunakan model auto pada perangkat digital kamera yang dipakainya, yang hasilnya tak akan jauh berbeda dengan poto hasil setting manual.

Semangat dan antusias peserta workshop sejak awal hingga akhir tidak berkurang sama sekali, karena Arbain Rambey banyak membagikan lika-liku pengalamannya di dunia fotografi yang sudah digelutinya selama puluhan tahun dengan menunjukkan gambar-gambar hasil jepretannya beserta cerita yang ada di balik gambarnya. Menurut redaktur foto Kompas ini sebelum memotret, seorang fotografer sudah harus tahu terlebih dahulu akan bagaimana foto yang dihasilkannya nanti. Artinya ide atau gagasan menjadi point yang terpenting dalam pemotretan, terutama untuk foto jurnalistik sebuah media berita. 

Rahasia Kamera dan Foto Terbaik

Menjawab pertanyaan peserta seputar kamera apa dan bagaimana cara menghasilkan foto terbaik, Arbain menegaskan bahwa apapun jenis kamera yang dipakai seorang fotografer hanya akan bisa sedikit membantu untuk memberikan polesan dari sisi teknis saja. Sementara posisi, komposisi dan moment yang lebih dominan dalam proses pengambilan foto yang baik lebih ditentukan oleh kemampuan fotografer sendiri. Dan kemampuan tersebut tentunya hanya bisa didapat dari hasil banyak berlatih dan banyak membaca serta melihat-lihat gambar/foto di koran, majalah, buku, internet dan lain-lain. Cara efektif untuk belajar dari foto-foto yang sudah ada, menurut Arbain adalah dengan membuat dua pertanyaan beserta jawabannya sekaligus setiap kali menemukan gambar yang menarik atau bagus. Yaitu mengapa foto tersebut bisa terlihat bagus dan menarik dan bagaimana kira-kira cara pengambilannya. 

Editing dan Foto Jurnalistik 

Menyoal tentang foto jurnalistik dan editing atau rekayasa foto, kepada peserta workshop maestro fotografi yang mengaku berdarah batak tapi tidak bisa berbahasa batak tersebut menyampaikan bahwa ketika seseorang berbicara tentang foto jurnalistik berarti secara otomatis sedang berbicara tentang informasi, topik bahasannya sejauh mana sebuah foto bisa/mampu menyajikan informasi kepada penikmatnya, bukan lagi berbicara tentang kebenaran. Sebab kebenaran adalah tentang keyakinan.

Tentang editing foto di dunia fotografi bukanlah suatu hal yang tabu, malah sah dan wajar saja, bahkan fotografer profesional sekalipun akan mengedit fotonya terlebih dahulu sebelum fotonya siap disajikan. Tetapi Arbain juga menyemangati pecinta fotografi yang tidak atau belum menguasai editing atau potoshop agar tidak perlu berkecil hati dengan hasil karyanya sebab enak atau tidak sebuah foto untuk dinikmati adalah masalah rasa dan data yang pas (tidak kekurangan atau kelebihan data). 

Semangat Mendalami Seni Potografi 

"Menjadi pilot tak harus punya pesawat, menjadi sopir tak harus memiliki mobil pribadi. Begitu pula untuk menjadi fotografer tak perlu terobsesi untuk memiliki kamera sendiri yang harganya mahal dan tak terjangkau." Arbain juga menambahkan kalau dengan kamera gatget pun seorang pecinta fotografi tetap bisa menghasilkan foto yang keren jika mempunyai kemauan dan tak malas belajar serta terus mengasah kemampuannya dalam membidik object foto.

Hari sudah sore dan telah lewat jam yang ditentukan pihak panitia ketika workshop fotografer ditutup dan akan dilanjutkan dengan kegiatan hunting foto bersama sampai malam bagi peserta yang masih memiliki waktu lebih panjang. Materi keren yang disajikan dengan renyah oleh Sang Maestro rupanya tidak hanya membangkitkan semangat peserta untuk lebih menekuni hobinya tapi juga benar-benar sanggup membuat peserta betah dan enggan untuk beranjak menginggalkan ruangan, jika saja tak ingat harus segera pulang ke rumah majikan masing-masing. 

Hong Kong, Desember 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun