Mohon tunggu...
Art TAKUBESI
Art TAKUBESI Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

MUKJIZAT ITU NYATA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dodol Oodaro, Industri Kreatif Masyarakat Pesisir

9 Juni 2016   16:42 Diperbarui: 9 Juni 2016   22:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akolina saat mengolah dodol Rumput Laut (dokpri)

Dodol Oodaro adalah jenis dodol yang diolah secara sederhana menggunakan rumput laut. Dikatakan sederhana karena dodol yang diproduksi secara rumahan oleh masyarakat pesisir pulau Rote ini hanya membutuhkan waktu sebentar. Hanya dua atau tiga jam saja, olahan ini sudah bisa di pasarkan.

Berbekal ilmu dari Wahana Visi Indonesia (WVI), sebuah lembaga swadya masyarakat di NTT, para petani rumput laut di pesisir pulau Rote tepatnya di Desa Oelua Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao kini bisa menjual hasil kerja mereka secara langsung.

WVI melihat peluang ini karena, kebanyakan masyarakat pesisir di pulau Rote masih mengandalkan pantai dan budidaya rumput laut sebagai komoditi utama. Timbul ide untuk mengolah bahan baku rumput laut menjadi dodol memang bukan hal mudah, tetapi oleh karena kerja keras dan ketekunan, WVI bisa mendorong ekonomi masyarakat setempat.

Cara pengolahan dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya, tahap pencucucian menggunakan air tepung beras ketan untuk menghilangkan aroma rumput laut. Tahap pengolahan, dimana rumput laut kemudian diblender menggunakan air secukupnya, dan yang terakhir dimasak hingga kental menggunakan larutan gula secukupnya.

Salah seorang petani yang kini menekuni industry tersebut, Akolina yang diwawancarai, mengatakan, bahwa setiap kali memasak dodol, diperlukan dua kilogram rumput laut. Akan  enam kotak dodol. Dimana, satu kotak terdiri dari sepuluh potongan dodol.

Memasak dodol bagi Akolina merupakan hal mudah. Dengan pendapatan kurang lebih Rp.2 juta setiap bulannya. WVI melalui Tarainer pengembangan budidaya rumput laut, Gerson Molina, kepada penulis mengatakan produksi dodol dilakukan empat kali dalam seminggu, sehingga pendapatan rata rata petani rumput laut adalah Rp. 2 juta tiap bulannya atau 500 ribu dikali empat.

WVI sudah memiliki dua puluh kelompok pengelola rumput laut yang tersebar pada beberapa kecamatan di Kabupaten Rote Ndao. Upaya produksi yang dilakukan selama ini hanya menjangkau pasar di kota Ba'a dan Kota Kupang. Pihak WVI sendiri hingga sekarang telah melakukan berbagai upaya untuk memperluas pasar di wilayah NTT maupun di Indonesia.

Foto pantai di Kabupaten Rote Ndao (dokpri)
Foto pantai di Kabupaten Rote Ndao (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun