Mohon tunggu...
Mustaqim Latu
Mustaqim Latu Mohon Tunggu... Freelancer - @mustaqimlatu

Gam zeh Ya'avor ~ Ini juga akan berlalu

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berani-beraninya KPAI

10 September 2019   19:23 Diperbarui: 10 September 2019   19:46 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidakkah terfikir bahwa industri rokok yang mensponsori kegiatan olahraga adalah sebuah paradoks. Mereka mengulurkan tangan bak malaikat penolong, sambil memegang pisau tajam yang bisa digunakan untuk menghilangkan nyawa setiap saat. Mau sampai kapan negera ini menjadi bahan tertawaan karena hidup dalam paradoks tersebut? Disaat negara lain mampu mengembangkan olahraganya tanpa lagi terikat dengan sponsor rokok, kenapa Indonesia tidak bisa?

Melepas diri dari sponsor rokok memang berat, seberat lepas dari candu nikotin itu sendiri. Namun itulah harga yang harus diperjuangkan atas ketergantungan kita selama ini. Lagi pula, kekhawatiran menurunnya prestasi bulutangkis yang dimaksud baru sekedar asumsi atau dugaan semata karena belum terbukti benar tidaknya. 

Seperti orang yang hendak berjuang untuk lepas dari ketergantungan, alih-alih mendukung, kenapa justru ditakuti dengan narasi kegagalan? Toh kalaupun gagal soal menepok bulu, apa lantas negara ini menjadi bangkrut?

Khawatirlah dengan kualitas kesehatan dan daya saing bangsa ini kedepan, yang selama ini sedang digerogoti industri rokok. Berapa beban biaya kesehatan yang kelak ditanggung negara saat mengurus manula-manula berpenyakit katastropik 50-60 tahun ke depan? Bagaimana kemampuan Jaminan Kesehatan Nasional untuk mengcover? Masikah kita ribut-ribut soal defisit? 

Sementara, Program Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Harri Tua (JHT) untuk memelihara kehidupan manula, belum lagi menjadi perhatian. Pernah berfikir sampai kesana? Apakah industri rokok peduli soal itu?

Apa yang dimulai oleh KPAI ini seharusnya menjadi peluit awal bagi pemerintah untuk menata ulang keolahragaan, sekaligus menjadi bagian terpenting dari pembangunan SDM yang sedang diwacanakan. Indonesia pasti bisa.

mlk.


Sumber:

https://m.suara.com/health/2019/08/13/154544/peningkatan-jumlah-perokok-anak-dinilai-bakal-jadi-bencana-demografi
https://m.detik.com/news/berita/d-1217182/kisah-korupsi-ayat-terkait-rokok-di-uu-kesehatan
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/05/31/15332953/Begini.Aturan.Iklan.Rokok
https://amp.tirto.id/di-balik-ribut-ribut-pb-djarum-dan-kpai-soal-audisi-bulutangkis-ehNS
AQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun