Â
Ada sekuntum hari
Wanginya mengharumi bumi
Saat itulah kemurahan sang Khalik berlimpah
Menyatu pada segala inti hidup
Adalah Ramadhan
Ia bertelaga bening
Airnya mutiara maghfirah
Gerincingnya dzikir dan tadarus
Tepiannya doa lemah lembut, llirih dan pasrah
Siapa tak ingin jadi ikannya?
Mari berenang dengan kesunyian nafsu
Agar setiap sirip kita tak patah sia-sia
Ia rahasia
Tak sekedar lapar dahaga
Tapi itulah sesungguhnya hakikat cinta
Dan salah satu cara bertegur sapa dengan Allah
Karena dengan lapar dan haus
Kita lebih bias menyadari bahwa kita tak berpunya
Bias lebih memahami
Bahwa kita tak lebih dari sebutir debu
Diantara keMaha luasan-Nya
Ia sepantasnya dirindukan
Karena ia lebih
Ramadhan mungkin engkau terlalu cepat meninggalkan awak, awak masih ingin menikmati rasanya beramadhan, Buka puasa bersama, hingga Sahur on the road bersama teman-teman,
Ramadhan menjadi moment yang paling di tunggu-tunggu awak dan umat Manusia lainnya, karena Ramadhan bulan yang penuh Barokah dan ampunan, segala dosa yang Manusia lakukan Insya Allah dihapuskan pada saat Ramadhan,
Selamat tinggal Ramadhan, semoga awak masih bisa mendapatkan dan merasakan nikmat Ramadhan tahun depan, awak merindukanmu...
Sidrap, 16 Juli 2015
Salam Salaman,
AP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H