Mohon tunggu...
Anto. S. Soetjipto
Anto. S. Soetjipto Mohon Tunggu... Juru Gambar -

Alterego, Katarsis Dan Pikiran Kotorku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Vita dan Kaktus Merah

9 September 2015   10:16 Diperbarui: 9 September 2015   10:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Dia suka memanggil ku dengan sebutan kaktus”

“Kenapa harus kaktus?”

“Karena aku seperti mati, dalam keheningan dan ketenangan aku tetap tumbuh, tetap aktif dalam kepasifan dan berjuang dalam diam.”

“Maksudnya?”

“Menurutnya kaktus itu unik dan seindah bulan dimalam hari. Kaktus bisa membuatnya terbius dan takjub akan kekurangan bukan kelebihan yang tanaman lain miliki seperti dedaunan dan bunga yang selalu bermekaran.”

“Tetapi setiap tanaman selalu punya keistimewaan dan kenapa harus kaktus?”

“Dia melihatku seperti kaktus, tak pernah goyah tertiup angin seakan acuh tak acuh dengan terpaan orang sekitar, tetap tegap dan tenang dalam diam.

“Tetapi kaktus itu penuh duri!”

“Aku mempunyai morfologi, duri itu adalah daun ku yang berfungsi mengurangi penguapan dan sebagai pertahananku. Pertahanan dari orang yang ingin melukai ku. Dia melihatku bukan sebagai sosok yang manja yang selalu membutuhkan perhatian karna seperti kaktus yang kuat tidak butuh banyak perhatian seperti tanaman lain yang selalu minta disiram sebagai bentuk perhatian. Kaktus itu mandiri dan terbiasa bertahan hidup sendiri. Kaktus juga tanaman yang pantang menyerah dan sabar dengan pertumbuhanya yang terbilang tidak cepat tapi kaktus tak akan mati sebelum menghasilkan bunga yang indah. Dengan kesabaran dan sedikit perhatian, kaktus akan terus bertahan hidup, menghasilkan tunas dan bunga yang indah sampai suatu saat dia akan mati. Anggap saja bunga yang indah itu hasil dari kesabaran dan jerih payang ku dalam menjalani hidup atau kesuksesan dan kebahagiaan yang aku raih sebelum mati. Tidak dipandang sebelah mata karna berduri tapi telah menghasilkan bunga kini.”

“Jadi itu filosofi tentang kaktus menurut dia hingga ia memanggilmu kaktus?”

“Mungkin seperti itu.”
“Jika aku kaktus aku berharap memiliki sosok seperti matahari yang menyinariku memberi kekuatan, angin yang berhembus memberi kesejukan tanpa menggoyahkan dan tetesan gerimis sebagai perhatian agar aku selalu bisa bertahan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun