Mohon tunggu...
Anton Haryadi
Anton Haryadi Mohon Tunggu... -

Wordpress: curahanapasaja.wordpress.com Instagram: antonharyadi78

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Runtuhnya Keadilan di Negeriku

30 Juli 2018   11:22 Diperbarui: 30 Juli 2018   11:27 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sangsekerta. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sila kelima. Pada dasrnya seluruh warga negara berhak atas keadilan dimata hukum dan negara harusnya tak ada perbedaan  antara yang kaya dan miskin dimata hukum ketika seorang salah dimata hukum jangan pandang dia siapa dan memliki harta berapa tapi pandanglah sebagai norma hukum.

Baru baru ini ramai diperbincangkan ketika tim Mata Najwa sidak di lembaga permasyarakan Suka Miskin, Jawa Barat. Kaget dan terpelongoh melihat pencuri uang negara diperlakukan begitu spesial di tempatkan di sel "mewah". Kenapa saya bilang mewah, karena menurut bayangan saya sel adalah rauangan kecil, pengap bau dan di huni lebih dari lima orang bahkan puluhan orang. 

Tapi, kenyataan nya di Lembaga Permasyarakatan Suka Miskin tempat para koruptor sang pencuri uang negara satu sel di huni satu orang dengan fasilitas yang sama seperti kamar kosan kamar mandi didalam dengan kasur yang empuk bahkan ada ruang kerja bagi koruptor.

Sel tahanan bagi seorang koruptor perampas uang negara yang merugikan negara miliraran bahkan triliunan sangat  jauh berbeda dengan sel pencuri ayam yang sempit dan dihuni puluhan orang dalam satu sel. Mengapa harus dibedakan, bukankah kita sama dimata hukum? Hukum harusnya jangan tumpul keatas dan tajam kebawah. Saatnya keadilan diteggakan jangan dibedakan antara pencuri yang memakai dasi dengan pencuri yang memakai kaos oblong.

Melihat sel mewah para koruptor sangat melukai rakyak kecil runtuhnya keadilan di negeriku ini. Dimana kami harus melihat keadilan ketika kami melihat para koruptor yang kami benci di perlakukan khusus yang kami anggap bukan ditempatkan di sel tapi di tempatkan di kamar kosan bahkan seperti apartement kecil.

Koruptor harus dihukum sama dengan maling lainya dan di tempatkan di sel yang sama berbaur dengan napi lainya. Kami rakyat kecil suatu saat dapat melihat para koruptor berbaur di kamar napi yang dihuni puluhan orang dalam satu sel dan diberikan hukuman lama biar mereka jera. Kejahatan terbesar adalah para koruptor pencuri uang negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun