Mohon tunggu...
Y ANISTYOWATIE
Y ANISTYOWATIE Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Berusaha menemukan solusi permasalahan bangsa, blog saya: www.anisjasmerah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Kepada Tuhan:"Jangan Kau Buat Kami Bingung, Ya Tuhan?!"

21 Desember 2016   12:20 Diperbarui: 21 Desember 2016   12:51 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan, Kaupaksakan aku untuk melewati candradimuka kehidupan yang sebelumnya memang tak kumengerti. Aku yang dulu mungkin tak jauh berbeda dengan kebanyakan orang dalam memahami kehidupan ini: ingin keluarga yang sukses, kalau melihat orang lain yang tak beruntung menganggap bahwa itu karena kebodohan dan kemalasan mereka, merasa diri sok jadi manusia yang lebih baik daripada orang lain, merasa diri sebagai orang yang lebih pintar daripada orang lain, dll.

Tetapi setelah Kautempa aku sedemikian rupa, kini aku bisa memahami, menyadari dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi di negaraku saat ini: kesenjangan sosial, kemunafikan, menghalalkan segala cara, hedonisme, dll. Itu semua hanyalah SEBUAH AKIBAT dari kesalahan manajemen yang telah dilakukan oleh para pemimpin bangsaku ini, yakni: adanya ketidak-adilan, tidak mampu berpikir komprehensif, tidak paham bagaimana bekerja secara sinergi, tidak mandiri, dll. Itulah yang membuat rakyat di negeriku sampai saat ini, ada yang kehidupannya tak juga tak berbeda dengan di jaman penjajahan: kalau musim kemarau panjang harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan air bersih , tidak ada listrik, bila hujan jalan jadi kubangan lumpur, dll.

Setelah Kaucukupi ilmuku dengan menunjukkan bagaimana bisa membangun negeri ini tanpa harus banyak mengorbankan rakyat, akupun berusaha segera memperjuangkannya. Kusampaikan pengetahuan-pengetahuan ini kepada pemimpin tertinggi bangsaku. Berkali-kali kukirim surat tertulis, sms, posting di media on-line, mengirim twitter ke beliaunya. Entah dibaca atau diabaikan, yang jelas kebijakan baru beliaunya tidak sebagaimana yang saya usulkan. Namun terkadang muncul wacana-wacana yang sepertinya salah meresponnya.

Tampaknya, beliaunya ini lebih memilih nasihat atau masukan teori-teori dari mereka yang sekolahnya lulusan luar negeri, daripada masukan orang yang coba mempelajari permasalahan bangsa ini secara otodidak berdasarkan fakta lapangan. Padahal jelas-jelas negara tempat mereka berguru itu tidak pernah mengalami perjalanan bangsa seperti yang sedang terjadi pada Indonesia saat ini, sehingga tak mengherankan kalau nasihatnya tak mampu memperbaiki kondisi negeri ini. 

Bahkan justru membuat permasalahan di negara ini semakin parah saja: harga-harga terus melambung, reputasi rupiah semakin buruk, kesenjangan sosial semakin menjadi, kejahatan semakin luar biasa, kerusakan moral semakin memprihatinkan, bahkan kehidupan anak-anak di negeri ini semakin terancam.

Tak putus asa, aku coba sampaikan pada media massa, yang selama ini seolah getol memperjuangkan kebaikan bangsa. Tetapi ternyata media massa tersebut juga tak beda dengan media massa lainnya, cuma menyajikan tontonan saja agar mereka dapat iklan yang banyak. Barangkali memang saya yang terlalu naif, berharap masih ada pihak-pihak di negeri ini yang mau memperjuangkan kebaikan bersama. Ternyata saya hanya bermimpi saja !

Karena itu, saat ini aku hanya bisa mengadu kepada-MU, ya Tuhan. Kalau semua pintu masuk untuk perbaikan bangsa Indonesia ternyata juga Engkau kunci rapat-rapat, bagaimana kemudian aku bisa mengamalkan ilmu yang telah Kauberikan kepadaku ?Apalagi, kalau kemudian justru aku yang jadi tidak berdaya menghadapi semua pihak yang berusaha menghalangi perjuanganku ?

Tuhan, aku ingin bertanya: Mengapa di negeriku yang merasa religius ini, kejahatan justru menang melawan kebaikan dan kebenaran? Sampai akibatnya, saat ini hampir tak ada lagi orang-orang yang berani memperjuangkan kebaikan maupun kebenaran secara sungguh-sungguh, ataupun berani mendukungnya sehingga kebaikan dan kebenaran ini bisa berkembang semakin luas

Sebaliknya, mengapa justru kami semua sering melihat bahwa orang-orang baik itu selalu kalah ketika berhadapan dengan orang-orang jahat ? Bahkan anak-anak kami juga melihat bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang tuanya hanya mendatangkan malapetaka saja. Kalau demikian kenyataannya, bagaimana bangsaku bisa berubah menjadi lebih baik ? Bagaimana aku bisa mengajarkan kebenaran dan kebaikan pada anak-anakku, ya Tuhan ?

Kalau negeriku terus Kaubiarkan seperti ini, maka akan semakin banyaklah anak-anak bangsa yang menjadi orang-orang yang munafik: beribadah kepada-MU dan berperilaku menghalalkan segala cara menjadi berjalan bersama-sama, beribadah kepada-Mu tetapi juga tega menyusahkan hidup sesamanya, beramal banyak tetapi juga rajin korupsi, meminta maaf kepada-Mu lalu berbuat dosa lagi. Ini bagaimana, Tuhan? Apakah perilaku mereka ini bisa Engkau terima, karena Engkau yang maha pemaaf ? Atau, perilaku ini semakin membuat Engkau marah karena kami telah dengan terang-terangan berani mengabaikan ajaran-MU ? Atau bagaimana kami bisa memahami semua ini ?

Tolonglah Tuhan, jangan Kaubuat kami bingung dalam menjalani kehidupan ini, sehingga jadinya kami justru “melecehkan”-MU. Kami jadi lebih takut pada mereka yang jahat daripada takut kepada-MU, pura-pura berperilaku baik padahal hanya palsu,  lebih memilih bungkam karena takut kehilangan pekerjaan, memilih diam karena ingin tetap menjaga keselamatan diri dan keluarga. Karena sesungguhnya, dimanapun kami berada, ketenangan dan kebahagiaan itulah yang kami inginkan. Kami sudah lelah menyaksikan kemunafikan  dan kejahatan yang menjadi pemandangan sehari-hari ini !

Saat ini, kami hanya butuh bukti bahwa kebaikan-kebaikan yang kami lakukan itu benar-benar akan mendatangkan manfaat bagi kehidupan yang sedang kami jalani, bukan sebaliknya menjadi sumber malapetaka bagi keluarga kami. Karena itu, sehebat apapun janji surga di kehidupan nanti, di antara kami akan jauh lebih banyak yang memilih hidup tenang, aman, tidak menderita, dan tidak terhinakan di kehidupan saat ini. Itu merupakan pilihan yang sangat manusiawi, Tuhan !

Untuk itu, janganlah Kaubuat kami yang selalu ingin berjalan dalam kebaikan ini menjadi putus asa, kemudian menyerah dan menjadi berperilaku sama seperti mereka. Atau sebenarnya, memang hal inilah yang Kau kehendaki atas nasib bangsa kami ???

Karena itu ya Tuhan, kalau Engkau masih menyayangi bangsa kami, bukalah kesadaran pemimpin negeri ini. Satukanlah kata dan perbuatannya, bersihkan hatinya, cerdaskanlah pikiran dan emosinya sehingga mampu melihat mana masukan yang tulus, mana masukan yang menyesatkan, mana masukan yang sarat dengan kepentingan. Karena sesungguhnya, kecermatan dalam memilih masukan inilah yang akan mampu memperbaiki bangsa Indonesia. Kalau hati kami benar-benar bersih dan niat kami benar-benar tulus, maka perbaikan di negeriku ini tentu tak akan membutuhkan waktu yang berlama-lama terus. Sehingga kami ini masih bisa menjadi saksi, betapa negeri ini tidaklah salah untuk dilahirkan di dunia ini.

Demikian Tuhan, curahan hati ini. Semoga Kaujawab kegundahan dan kebingungan hati kami dengan berkah-Mu. Sehingga kami tak takut lagi, kalau ingin memperjuangkan kebaikan dan kebenaran. Sehingga kami tak hanya berdiam diri atau pura-pura tidak tahu, kalau menyaksikan hal-hal yang salah. Sehingga kami tak bingung lagi, kalau ingin mengajarkan kebaikan pada anak-anak kami. Semoga Engkau mengerti kegalauan hati kami ini. Terima kasih.

Dari hamba-Mu 

yang sedang bingung memaknai kehidupan ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun