Juga pemerintahan harus clear and clean. Kalau tidak, kita hanya bisa “gigit jari” saja melihat kesuksesan negara-negara lain, sementara di negara kita terus terjadi “gontok-gontokan” antar sesama anak bangsa. Dan, itulah yang membuat bangsa lain menjadi senang, serta terus berkepentingan memelihara kondisi Indonesia yang seperti itu. Apa mau, kita terus “menyenangkan” bangsa lain ? Atau, kita tidak peduli, karena yang penting saat ini sudah bisa menikmati hidup. Maaf, mungkin ada yang mengatakan: “Persetan dengan urusan orang lain, mengurus nasib sendiri saja pusingnya bukan main !”
Kalau boleh saya mengingatkan, jangan seperti itu ! Karena sebenarnya kita ini masih punya “kehidupan-kehidupan selanjutnya”, sesuai dengan keyakinan yang kita miliki, dan itu sangat tergantung dari peran atau perilaku kita pada saat ini. Sehingga, sebaiknya kita tetap peduli terhadap nasib sesama. Atau, lebih luas lagi, peduli pada nasib bangsa kita, agar Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang sejahtera dan anak-cucu bisa merasakan kebahagiaan. Juga di “kehidupan” berikutnya, kita tidak menderita.
Kita dorong terus bangsa ini agar mau berbenah. Terutama BIN kita ini harus segera berubah. Sebagaimana Badan Intelijen negara yang sudah maju, maka BIN Indonesia ke depan harus dirancang dalam 2 tim besar, yaitu: urusan luar negeri dan urusan dalam negeri. Mungkin ada yang mengatakan: Sudah. Kalau sudah, berarti tanggung-jawab kerja masing-masing tim ini, yang harus diperbaiki. Tanggung-jawabnya yang harus diperluas, yaitu untuk mencari/mendapatkan berbagai informasi sesuai dengan tempat dimana dia bertugas di dalam negeri atau di luar negeri. Baik informasi yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa Indonesia saat ini maupun yang akan datang . Baik informasi untuk kepentingan keamanan, kedaulatan bangsa, stabilitas sospol, dan kepentingan yang baru yaitu kesejahteraan bangsa Indonesia.
Untuk BIN di Dalam Negeri
Informasi dalam negeri yang dibutuhkan oleh pemimpin bangsa terkait dengan hal-hal yang bisa mengganggu proses kesejahteraan bangsa, yaitu:
- Info hankam: terorisme, tawuran, demo, kerusuhan, intoleransi, separatisme, pemberontakan, ideologi yang bertenangan dengan Pancasila, penyusupan WNA
- Info kondisi sosial politik: tentang dukungan masyarakat, respon terhadap kebijakan
- Info permasalahan sosial: narkoba, perdagangan manusia, tindak asusila terhadap anak- anak
- Info perusakan lingkungan: darat, laut, udara, sungai, danau, hutan
- Info permasalahan kesehatan: pemalsuan obat/jamu, klinik malpraktek/palsu, makanan beracun
- Info permasalahan pendidikan: pemalsuan ijasah, lembaga pendidikan bodong, jual-beli nilai/ijazah
- Info permasalahan perdagangan: penyelundupan, penimbunan barang, perebutan kuota perdagangan
- Info permasalahan perindustrian: pemalsuan produk-produk industri
- Info permasalahan perhubungan: alat transportasi yang tidak layak, pengemudi yang bermasalah
- Info terkait dengan perusakan/penyusupan budaya
- Info permasalahan infrastruktur/teknologi: kelistrikan, telekomunikasi, internet, cyber crime
- Info kejahatan keuangan: kejahatan perbankan, investasi bodong, korupsi/suap
- Info permasalahan hukum: mafia hukum
- Info permasalahan ketenaga-kerjaan
- Dll.
Mengapa BIN perlu dilibatkan dalam berbagai hal tersebut ? Ini untuk mencegah terjadinya laporan Asal Bapak Senang. Sebagaimana kita ketahui bahwa “rusaknya” negeri ini antara lain juga disebabkan adanya laporan-laporan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.
Untuk BIN di Luar Negeri
Informasi luar negeri yang dibutuhkan oleh pemimpin bangsa terkait dengan hal-hal yang bisa mendukung proses kesejahteraan bangsa Indonesia, yaitu:
- Info politik: sikap politik negara-negara dimana ybs. bertugas
- Info hankam: persenjataan yang mereka miliki
- Info sosial: kebiasaan/hobi/kesenangan masyarakat dan pejabatnya
- Info perdagangan: kebutuhan utama rakyat, daya beli, harga produk-produk yang ada
- Info teknologi: perkembangan teknologi terbaru di berbagai bidang
- Info SDA: potensi kekayaan alam yang dimiliki
- Info budaya
- Dll.
Selama ini, sepertinya pemimpin bangsa Indonesia memiliki informasi yang sangat minim akan negara-negara lain. Akibatnya , dalam segala hal kita banyak tertinggal. Padahal untuk bisa menyejahterakan bangsa Indonesia, berarti pemerintah harus mampu bersaing dengan negara-negara lain. Untuk itu, ke depan ini, kita harus mengeksplor peran intelijen yang di luar negeri secara maksimal.
Bagaimana Bisa Mendapatkan/Menyampaikan Informasi Intelijen yang Berkualitas ?
Informasi intelijen dikatakan berkualitas, apabila akurat, cepat, dan lengkap. Kalau hanya akurat saja tetapi tidak cepat dan lengkap, bisa-bisa membuat penguasa terlambat atau salah dalam memilih tindakan/kebijakan yang tepat. Karena itu untuk bisa menghasilkan informasi intelijen yang berkualitas harus dikondisikan sbb.:
- SDM intinya hebat (profesional): mampu bersikap netral, bisa menjaga rahasia, rendah hati, wawasan luas, menguasai teknologi, jujur, cekatan, kredibel, integritas dan loyalitasnya tinggi;
- Perlengkapan kerjanya harus memadai dan yang terbaik;
- Struktur organisasinya terpadu, tidak dibuat sendiri-sendiri oleh masing-masing instansi (Kepolisian, Kejaksaan, TNI, dll);
- Ada koordinasi antar personal/lembaga sehingga kerjanya tidak tumpang tindih, tidak ada persaingan, dan bisa saling melengkapi;
- Misinya untuk mendapatkan informasi terkait dengan kepentingan kesejahteraan bangsa Indonesia (keamanan, perdagangan, kedaulatan bangsa, dll), dan tidak boleh berpihak pada kepentingan pribadi penguasa;
- Cara mendapatkan dan menyampaikan informasi dilakukan secara rahasia;
- Membudayakan “intelijen minded” yaitu laporan rakyat secara tertutup;
- Prinsip kerja:
- Teknik mendapatkan informasinya tidak boleh dilakukan dengan kekerasan sehingga informasinya bisa akurat
- Kerjanya cepat sehingga penguasa tidak terlambat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan atau bisa mempercepat pengambilan kebijakan
- Informasinya obyektif dan lengkap sehingga tindakan/kebijakan yang dipilih bisa tepat.