Mohon tunggu...
Y ANISTYOWATIE
Y ANISTYOWATIE Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Berusaha menemukan solusi permasalahan bangsa, blog saya: www.anisjasmerah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Pak Jokowi Masih Butuh Wanita ke-4: Karena Itu Saya Beranikan Diri Melamar pada Beliaunya !

2 September 2016   14:33 Diperbarui: 22 Agustus 2017   21:49 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau konsep pemikiran yang saya tunjukkan, bisa dilakukan dengan SUNGGUH-SUNGGUH, diharapkan dalam 3-5 bulan:

  1. Masyarakat luas bisa merasakan kesejahteraan dalam bentuk turunnya harga-harga produk secara berkelanjutan. Bukan  naik banyak, tapi turun sedikit, sebagaimana yang sering  kita alami saat ini. Namun kalau untuk hari raya, sepertinya masih perlu waktu yang lebih lama.
  2. Negara mendapat keuntungan dengan turunnya nilai utang dan cicilan utang, sehingga beban negara bisa berkurang.

Kalau kemudian ekspornya menghadapi kendala, maka pemerintah harus “turun tangan” terlebih dahulu. Karena mereka ini juga pejuang devisa, yang harus mendapat dukungan dari pemerintah. Begitulah gambaran selintas yang bisa saya sampaikan.

Tentang Biografi Saya

Saya saat ini hanya seorang ibu rumah tangga. Tetapi, berkat gigih mempertahankan predikat tersebut, saya jadi memiliki pengetahuan yang mungkin tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Predikat tersebut, membuat saya jadi bisa berpikir jernih, netral, dan bebas konflik kepentingan. Karena saya paham, kalau kita berada dalam profesi tertentu akan sulit untuk bisa melakukan idealisme ini. Jadi saya tidak menyalahkan siapapun !

Tentunya untuk mempertahankan idealisme itupun juga tidak mudah dan harus banyak pengorbanan. Saya yakin, semua tahu akan hal ini. Hanya saja, banyaknya pengorbanan itu saya anggap sebagai  bagian dari “takdir saya”, dan saya bisa bertahan juga berkat dukungan dari keluarga saya.

Kemudian sejak 3 tahun yang lalu, hasil “tapa-brata” ini mulai saya posting di Kompasiana. Barangkali, ada yang mengatakan bahwa pengetahuan saya cukup komprehensif, karena saya bisa membahas berbagai hal, a.l: pendidikan, pertambangan, ekonomi, ketata-negaraan, kesehatan (BPJS), dll. Tetapi pengetahuan saya ini, sebenarnya bukan yang sifatnya teknis, kecuali untuk bidang pendidikan.

Saya juga bukan orang yang “lahir kemarin sore”, karena anak saya 3 dan sudah dewasa semua. Kenyang pengalaman hidup, karena sudah pernah berkecimpung dan mempelajari berbagai bidang, dan menurut saya semuanya sangat –sangat menyedihkan. Sehingga saya sampai berkesimpulan, bahwa di negeri ini hampir tidak ada hal yang bisa dilakukan secara halal. Itupun sebenarnya, juga merupakan rahasia umum, bukan ?

Dari sanalah, akhirnya saya bisa menemukan dan memahami akar permasalahan bangsa Indonesia, serta berusaha menemukan solusinya, yang ternyata sebenarnya tidaklah terlalu sulit, kalau kita tidak boleh mengatakan bahwa itu sebenarnya sangat sederhana. Juga tidak harus mencelakakan ataupun memenjarakan orang, kecuali karena pilihannya sendiri. Sebaliknya saya akan berusaha menyadarkan semua pihak agar tidak terjebak dalam dosa yang akan “melibasnya” kelak.

Prinsipnya keterbukaan, kejujuran, keadilan, menghargai semua profesi, malu melakukan kesalahan, tak malu mengoreksi kesalahan, membudayakan penghargaan dan sangsi, dll. Prinsip itulah yang harus menjadi motor penggerak pemerintahan ini. Pak Jokowi memiliki sebagian kemampuan tersebut, dan saya akan mengimbangi Bapak dengan menunjukkan terobosan-terobosan yang bisa dilakukan tanpa harus meremehkan, melecehkan, dan bermusuhan dengan pihak lain.

Dalam hal ini ada yang harus kita sadari bersama, bahwa:

Menyejahterakan suatu bangsa, apalagi merupakan bangsa yang besar, pada hakekatnya tetaplah “berperang”, tetapi perangnya tidak menggunakan senjata. Medan perangnya hanya berupa data. Karena itu kalau kita ingin memenangkan “peperangan”, maka kita harus memiliki data-data yang akurat, serta mampu membaca data tersebut dengan cermat. Baru kemudian bisa membuat strategi yang tepat ! Dan, untuk memenangkan “peperangan” tersebut tidak bisa hanya mengandalkan pejabat negara saja, melainkan juga membutuhkan peran serta para pengusaha, para profesional, dan masyarakat biasa. Intinya semua potensi bangsa harus bergerak. Karena itu hal–hal yang bisa mengikis rasa kebersamaan sesama anak bangsa a.l.: kebijakan-kebijakan yang memicu kecemburuan sosial, kesenjangan sosial, dan ketidak-adilan perlu dikoreksi oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun