Mohon tunggu...
Angin Kurima
Angin Kurima Mohon Tunggu... wiraswasta -

....I am a West Papua people and I am take care of human resorts in Grand Valley Dani-High Land of West Papua. "We must always remember that people do not fight for ideals or for the things on other people's minds. People fight for practical things: for peace for living better in peace and for their children's future. Liberty fraternity and equality continue to be empty words for people if they do not mean a real improvement in the conditions of their lives"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Freeport: Second Genocide in West Papua

5 Januari 2012   17:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:17 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( By: Angin Kurima/ES )

WP : Pada tahun 1967 kontrak antara Freeport dan Pemerintah Indonesia ditandatangani. Kontrak ini turut menambah trauma dan luka bagi masyarakat Papua. Oleh karena itu, rakyat Papua saat ini menuntut transparansi dan juga meminta agar kontraknya ditinjau kembali. Tuntutannya daalah agar hak dan kepentingan masyarakat Papua sebagai pemegang hak ulayat terakomodasi dalam kontrak tersebut. Sepanjang kita mengerti, mereka yang hidup di atas tanah itu juga harus diakui hak-hak keasliannya secara bermartabat. Sampai sekarang orang Papua menerima 1 % terutama masyarakat yang hidup di seputar areal itu, tetapi mereka belum tahu, DPRD maupun DPR RI juga belum tahu, 1% tersebut diambil darimana dan apakah itu bentuk kompensasi yang memadai atau tidak? Bagi masyarakat Papua, kalau ada lahan besar yang tidak dilakukan aktivitas, lahan tersebut merupakan lahan berburu untuk memenuhi protein hewani. DPR Papua pernah membentuk Pansus Freeport. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Pansus tersebut adalah melakukan perbandingan dengan system yang diterapkan terhadap suku Maori, suku asli di New Zeeland. Sampai saat ini, Freeport belum penuh membangun jalan untuk menghubungkan gunung karena memang derahnya terjal dan terlalu jauh. Kalau bicara tentang hasil, maka tambang Freeport termasuk kapasitas terbesar dalam tambang dunia. Namun, masyarkatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Provinsi ini juga tidak dapat banyak, royaltinya kecil, secara bangsa dan negara Pemerintah Pusat sudah menipu dan menyengsarakan warga masyarakat kita. Source: http://www.ptfi.com/

13257836562005839496
13257836562005839496
1325783738390560859
1325783738390560859

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun