Mohon tunggu...
Anggun Rambe
Anggun Rambe Mohon Tunggu... -

"jalan kebenaran ini panjang, tapi tentu pasti berujung | jalan perjuangan kadang melelahkan, tapi akhirnya kebahagiaan". (Ustadz Felix)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Rindu

9 Januari 2015   19:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Aah lagi-lagi sendu. Lagi-lagi rindu. Lagi-lagi biru. Hatiku.

Dan lagi-lagi, aku malu.

Ukhuwah, bergetar haru hatiku menuliskannya. Berkali-kali, ku baca ulang isi pesan singkatmu kepadaku. Aaah, ukhti sungguh malu aku padamu. Isi pesanmu menyiratkan betapa sayangnya engkau kepadaku. Betapa dirimu inginkan aku tetap berjuang bersama kalian. Aaah, sungguh ukhuwah itu membuat aku rindu. Aku rindu ketika kita saling berkirim pesan cinta. Aku rindu ketika kita beriringan melangkah menjemput ilmu dalam majelis-Nya. Aku rindu ketika kita tertawa dan saling bertukar cerita tentang semua kegiatan-kegiatan kita. Aku rindu jabatan tangan kalian di setiap pertemuan kita yang eratnya itu membuat semangat perjuanganku semakin menyala. Aku rindu ketika kita saling berpegangan dalam lingkaran berharap Allah meneguhkan ikatannya. Aku rindu ukhti, rindu sekali kesejukan dibalik wajah-wajah teduh kalian.

Aku bersyukur pada Allah yang mempertemukan kita dalam takdir-Nya. Dari setiap diri-diri kalian Allah titipkan begitu banyak pengalaman dan kesempatan untukku belajar menjadi lebih baik. Selalu dan lagi, maaf dan terima kasih yang bisa aku sampaikan. Maaf yang berkali-kali aku ucapkan ketika tidak mampu memenuhi amanah yang sebenarnya telah aku sanggupi sedari awal. Maaf yang berkali-kali aku ucapkan ketika tak mampu komitmen pada apa yang kita sepakati bersama. Maaf untuk setiap waktu kalian yang terbuang saat menungguku hanya karena penyakit malas itu datang. Maaf untuk setiap kesusahan kalian mendengarkan keluh kesah yang tak perlu aku katakan. Duhai ukhti, maaf yang berkali-kali aku ucapkan itu, apakah masih ada maknanya karena sudah berkali-kali aku sampaikan?

Dan terima kasih setulusnya aku ucapkan terkhusus untuk kalian teman-teman tersayang . Untuk segala pesan cinta yang menguatkan aku, terima kasih. Untuk setiap  nasehat dan perhatian yang  menentramkan hatiku, terima kasih. Untuk setiap waktu yang terbuang ketika menungguku, terima kasih.  Untuk setiap keikhlasan kalian mendengarkan kegalauanku, terima kasih. Untuk tidak pernah meninggalkan aku sendiri ketika semangat itu turun, terima kasih.  Untuk mencintai diriku yang lemah, terima kasih. Untuk memaafkan aku yang sering lalai ini, terima kasih . Terima kasih ukhti. Tiada lain yang aku harapkan, semoga Allah memberikan kebaikan yang lebih baik kepada kalian, saudaraku. Aku mencintaimu karena Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun