Mohon tunggu...
Ana Ainul Syamsi
Ana Ainul Syamsi Mohon Tunggu... -

Live for the long lasting live!\r\nDon't chase the success, but let success follow you...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maaf

7 Desember 2012   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termenung dalam diam yang menyelimuti raga dingin itu

senja bersambut kelam malam semakin menutupi ringkih tubuhmu

semua diam hening tak bersuara, tak ada kata

Engkau begitu rapuh, ceking, tiada daya yang terlihat dalam wujudmu

segalanya membuatku semakin berat tuk berucap :

Yang kutahu hanya hidupmu yang terus bergulir dengan pasti

monoton, tanpa pergantian, tanpa inovasi, tanpa improvisasi

walau nampak dengan jelas semangat hidupmu yang kutahu lebih besar dariku

mimpi-mimpi besarmu tentu lebih tinggi pula dari mimpi-mimpiku

Namun, maaf saat kehadiranku mengacaukan kekonstanan hidupmu

maaf, saat bayangku hadir dan mengusik hatimu

Aku tak pernah berniat untuk membuatmu meninggalkan hidup pastimu

Tak ada maksud mengganggu ketenangan jiwamu

Masih kuharap ragamu yang sujud dengan penuh khusyuk

Masih kuingin dirimu yang menetap di saat yang lain berlalu

Tetap kudambakan lelucon singkatmu yang selalu berhasil mengundang tawaku

dan tetap kucari celah untuk menghindar dari rasamu, saat tatapmu berhenti di kelopakku

Maaf, jika kaku dan segan mulai mengusikmu

Maaf, jika senyum tak berbatas itu mulai memudar

Maaf, tiada lain yang ingin kuraih adalah cinta-Nya

Dan Maaf, aku tak pernah mendamba engkau membagi cintamu pada-Nya karena ku

Izinkan aku meminta dirimu untuk tetap berlabuh dalam fananya dunia, menanti!

Hingga tiba masamu bertemu dengan yang telah dipilihkan-Nya untukmu

Jika itu aku, maka bahagiakanlah aku dengan segala keterbatasanmu tanpa kepalsuan

Namun, jika tiadalah aku di masa itu, berikanlah kasih terbaik melebihi rasa yang pernah engkau pendam untuk diri ini ...

Terima kasih atas rasa yang telah menghadirkan nuansa berharga untuk dimiliki dalam semu hati yg diombang-ambingkan angin ...

Kunanti, kunanti, dan Maaf tidak untuk saat ini :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun