Meski mendapat sambutan yang baik, tetapi kunjungan Bung Karno kurang mencapai hasil yang diharapakan: Amerika Serikat tetap mendukung Belanda dalam urusan Irian Barat.
Empat bulan kemudian, tepatnya bulan September 1956, Bung Karno melakukan kunjungan selanjutnya ke Uni Soviet. Kunjungan ke Soviet bukan saja menghasilkan kesepakatan yang baik kedua negara, misalnya perlucutan senjata dan penghapusan nuklir, tetapi Indonesia juga mendapat bantuan senilai 100 juta USD dan kesiapan Soviet membantu beberapa proyek pembangunan di Indonesia. Tidak hanya itu saja, Bung Karno pun mendapat tanda kehormatan ‘Order Lenin” dari pemerintah Uni-Soviet.
Dua tahun kemudian, Mei 1958, Bung Karno benar-benar marah kepada Amerika. Seorang tentara Amerika, Allen Pope, menyerang kapal perang RI dengan pesawat B-26 invader. Pope berhasil ditembak jatuh oleh prajurit Indonesia. Tertangkapnya Allen Pope menguatkan keterlibatan Amerika terhadap sejumlah upaya gerakan separatis untuk menghancurkan Republik.
Soekarno marah besar. “Orang tahu betul bahwa Amerika, Taiwan, dan Inggris secara aktif membantu pemberontak,” kata Bung Karno. (BO)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H