Mohon tunggu...
Ferlianafadli Ami
Ferlianafadli Ami Mohon Tunggu... Wiraswasta - just one and only

aku hanya manusia biasa yang tak luput dari berbagai kesalahan, begitu juga dengan tulisan - tulisan yang akan aku paparkan, jika ada kesalahan mohon dimaklumi. aku bergelut di dunia sastra dan bahasa...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hanya Tulisan Hati...

16 Februari 2012   11:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:34 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti nyanyian saja negaraku ini, "mau dibawa kemana hubungan kita" (armada band). antara situasi yang digambarkan dalam lirik lagu itu sangatlah kontras dengan gambaran yang tercermin pada negaraku ini, mau dibawa sih sebenarnya sikon negaraku ini ??? mau terus begini atau mau berdiri lagi jadi negara yang berkembang dan benar benar berkembang.

hmmmm....saya memang bukan pengamat yang baik, saya hanyalah rakyat biasa yang ingin mencurahkan apa yang ingin disampaikan jadi mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penyampaiannya.

setahu saya, negara itu adalah naungan untuk para penghuninya atau para rakyatnya, negara itu seperti sekolah, punya aturan, punya pemimpin, punya visi misi, punya aparat, punya hukum, punya tata tertib dan punya masyarakatnya masing - masing. misalnya saja, strukturisasi di sekolah, di sekolah itu pasti ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wakasek bagian kesiswaan, wakasek bagian kurikulum, wakasek bagian keuangan, aparat yang lainnya, OSIS sebagai wadah siswa, dan selain itu sekolah pasti memiliki visi misi yang jelas, hukum atau tata tertib yang selalu tertulis. Nah....ngomong - ngomong soal hukum yang tetulis, saya jadi penasaran apa iya di negaraku ini banyak orang yang tidak bisa membaca ??? sudah jelas kan kalau hukum atau tata tertib itu tertulis dan bisa dibaca kapan saja, tapi kok ya masih saja dilanggar, seakan - akan kita ini buta huruf semuanya...

hmmmm....saya juga penasaran dengan pribahasa "ringan sama dijinjing, berat sama dipikul", tapi kenapa ya kita selalu saja kepingin ringan saja tapi beratnya tidak mau, yang ada kita selalu mencela dan menghujam orang lain, sekarang pertanyaannya apakah diri kita ini bisa lebih baik dari orang yang kita cela dan kita hujam itu ??? boleh - boleh saja kok mengeluarkan hak suara kita tapi bukan dengan menghujam atau mencela, melainkan dengan cara mengkritik yang tentunya merupakan kritikan motivasi, kritikan yang membangun, dengan hal seperti itu kalimat "berat sama dipikul" tersebut akan terasa benar - benar nyata dan real.

terakhir kalinya, kenapa sih jujur itu sudah menjadi mental yang langka di negara kita ??? yang slah itu dari apanya dan dari siapa ???

kalau yang tua sudah tidak jujur bagaimana yang muda ????

terima kasih atas waktunya untuk membaca tulisan saya ini... :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun