Mohon tunggu...
Rizal Amri
Rizal Amri Mohon Tunggu... -

Pengamat barang kerajinan dan rajin mengamati peristiwa politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tak Pandai Berpolitik, Ustadz YM Jadi Bulan-bulanan

12 Desember 2014   20:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:26 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cukup banyak yang menilai Ustadz Yusuf Mansyur (YM) telah melakukan kekhilafan karena terburu-buru merespon rencana Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan yang hendak mengevaluasi tata cara berdoa di sekolah. Tak sedikit pula yang mengolok-olok atau mem-bully Ustadz kondang  ini. Hal ini lantaran Ustadz YM setelah berkomunikasi dan mendapat penjelasan dari  sang Menteri, mengaku bersalah. Ustadz YM dengan polosnya mengamini semua ucapan Menteri bahwa berita itu tidak benar dan tak lupa mengucapkan permohonan maaf kepada Anies dan khalayak.

" alhamdulillaah, trnyata ga bnr. lalu nampaklah kesalahan saya pribadi. insyaaAllah, saya perbaiki u ke depan harinya.", demikianditulisnya melalui twitternya @yusuf_mansur.

Namun jika dicermati pernyataan Anies Baswedan sebelumnya terkait masalah doa ini, “Sekolah negeri harus mempromosikan sikap Ketuhanan YME, bukan satu agama”, memang sulit untuk dihindari kesan adanya itikad penyeragaman ritual beragama. Wajar jika kemudian timbul reaksi dari berbagai kalangan karena dicurigai membawa paham liberalisme. Kecenderungan untuk mengaburkan identintas keberagamaan, adalah salah satu buah dari pemikiran liberalis.

Seandainya Ustadz Yusuf Masyur seorang politikus dan hendak mengambil momentum ini untuk mengangkat popularitasnya, tentulah beliau akan berkata:

"Alhamdulillah, setelah berkomunikasi dengan saya, Menteri Pendidikan membatalkan niatnya untuk menyeragamkan teks doa bersama di sekolah..".

Berhubung Ustadz Yusuf Masyur adalah seorang pendakwah yang santun, beliau tidak ingin masalah ini berkepanjangan, beliau juga menghormati dan ingin menjaga nama baik sang Menteri.

Kentalnya aroma liberalisme pada wacana yang dilontarkan Anies terbukti dengan terbangunnya aktifis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla. Bangun kesiangan, Ulil sontak mengacungkan jempol terhadap gagasan Anies itu. Ia pun menyatakan mendukung penuh agar mantan rektor Universitas Paramadina tersebut mengubah doa dengan mempromosikan Ketuhanan Yang Maha Esa. “Menteri Anies B.: Sekolah negeri menjadi sekolah yang mempromosikan sikap berketuhanan yang Maha Esa, bukan satu agama. Setuju!” katanya melalui akun Twitter, @ulil.

Sementara itu para tokoh berbagai ormas Islam bereaksi sebaliknya. Mereka kecewa dengan wacana yang dilontarkan Anies karena tata cara berdoa di sekolah selama ini sudah tepat dan sudah sesuai konstitusi. Pada hampir semua sekolah siswa sudah diberi kebebasan berdoa sesuai agama mereka masing-masing.

Mendapat kritikan bertubi-tubi, Anies sempat menjelaskan bahwa urusan redaksi doa akan ditentukan oleh Kementerian Agama.“

Adapun isi doa sedang kami konsultasikan kepada kementerian agama (kemenag). Kami pun sedang menunggu tindak lanjut dan rekomendasi dari kemenag,” kata Anies Baswedan dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Rabu (10/12).

Uniknya, Kemenag yang diklaim Anies sedang dmintakan pendapatnya terkait redaksi doa, malah mengaku sama sekali belum dihubungi. Sekretaris Jenderal Kemenag Nur Syam menyebutkan, Kemendikbud belum pernah menghubungi atau membicarakan apa pun terkait hal ini.

“Kemendikbud belum menghubungi jadi belum tahu aturannya seperti apa,” katanya.

Gaduhnya persoalan ini membuat Wakil Presiden Yusuf Kalla yang juga ketua Dewan Mesjid Indonesia, turut serta meluruskan gagasan Anies. Jusuf Kalla pun berpendapat pembacaan doa disesuaikan dengan keyakinan mayoritas di sekolah. Jika mayoritas siswa beragama Islam, maka doa yang akan dilakukan sesuai dengan ajaran Islam.

“Kalau lebih banyak di situ mayoritas Islam ya doa Islam, kalau di Manado, Tentena mungkin Kristen, semua doa baik, ya tergantung wilayah,” ucap JK. Penggunaan doa tersebut, lanjutnya, akan disesuaikan dengan mayoritas keyakinan masing-masing daerah.

Apa yang terjadi selanjutnya, Anis Baswedan kemudian mengurungkan niatnya. Anies menyatakan tidak akan melanjutkan penyusunan tata tertib cara berdoa ketika membuka dan menutup proses belajar mengajar di sekolah. Dengan demikian masalah ini boleh dibilang sudah tuntas.

Apakah Ustadz Yusuf Mansyur adalah seorang tukang fitnah ataukah dia seorang "whistleblower", sehingga menyadarkan ummat Islam untuk tidak lengah. Penilaiannya terserah anda..

Baca juga:

http://politik.kompasiana.com/2014/12/12/dukung-anies-ulil-tabuh-gendang-islam-vs-liberalisme-691603.html


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun